Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Utang Kereta Cepat: Warisan Jokowi yang Menguras Kantong Anak Cucu
Advertisement . Scroll to see content

Hadiri KTT G20 India, Jokowi Sindir Pendanaan Negara Maju untuk Penurunan Emisi Karbon Hanya Retorika

Sabtu, 09 September 2023 - 16:55:00 WIB
Hadiri KTT G20 India, Jokowi Sindir Pendanaan Negara Maju untuk Penurunan Emisi Karbon Hanya Retorika
Presiden Joko Widodo saat menghadiri pertemuan sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India, yang digelar di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, pada Sabtu (9/9/2023). (Foto: dok Setkab)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pendanaan negara maju untuk transisi energi dan ekonomi hijau guna menurunkan emisi karbon hanya sebatas retorika. 

Pernyataan itu, disampaikan Jokowi dalam pertemuan sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India, yang digelar di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, pada Sabtu (9/9/2023).

“Komitmen pendanaan negara maju, masih sebatas retorika dan di atas kertas, baik itu pendanaan climate 100 miliar dolar AS per tahun, maupun fasilitas pendanaan loss dan damage,” kata Jokowi.

Saat ini, lanjutnya, negara-negara berkembang membutuhkan bantuan dalam bidang teknologi dan investasi hijau untuk mempercepat penurunan emisi karbon di dunia.

“Kami negara berkembang, sangat ingin mempercepat penurunan emisi karbon, tapi kami butuh dukungan untuk alih teknologi dan untuk investasi hijau,” ujar Jokowi.

Menurut presiden, pendanaan dalam rangka percepatan penurunan emisi karena juga dinilai penting. Kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta harus dilanjutkan karena dinilai dapat menjadi pembawa perubahan yang besar untuk menurunkan emisi.

“Tahun lalu di Bali, Indonesia telah menginisiasi G20 Bali Global Blended Finance Alliance, skema Just Energy Transition Partnership (JETP) ini harus diperluas dan diperbesar,” ungkap Jokowi.

Terkait dengan itu, Jokowi menyebutkan bahwa dibutuhkan standar global seperti dalam hal pengelompokan kegiatan ekonomi dan bisnis untuk mencegah praktik greenwashing.

“Dibutuhkan standar global, seperti taksonomi untuk mencegah praktik greenwashing dan reformasi Bank Pembangunan Multilateral (MDB) harus merefleksikan representasi negara-negara anggotanya,” kata Presiden.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga memaparkan sejumlah upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi peningkatan suhu bumi yang diprediksi akan terus meningkat dalam 5 tahun ke depan. 

Menurut Jokowi, transisi ekonomi rendah karbon menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan. Presiden menilai hingga saat ini pelaksanaan penurunan emisi masih sangat terbatas.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. 

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut