Harga Beras Naik, Dibutuhkan Tim Khusus Atasi Ketahanan Pangan
JAKARTA, iNews.id - Harga beras yang terus melonjak di berbagai daerah akibat cuaca buruk dan gagal panen membuat sejumlah pihak turun tangan. Salah satunya dilakukan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Mereka saat ini membentuk tim khusus untuk menjaga ketahanan pangan nasional untuk mencegah petani gagal panen. Salah satu yang mendapat sorotan serius adalah mengantisipasi serangan hama.
Ketua Umum HKTI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengemukakan, untuk menciptakan keamanan negara, harus menyeluruh. Tak hanya Detasemen Khusus Anti Terorisme (Densus Anti Teror) dan Detasemen Tindak Pidana Korupsi (Densus Tipikor) yang dibutuhkan, tapi Indonesia juga perlu tim khusus untuk nenangani hama demi keamanan pangan.
Moeldoko mengatakan, ketahanan dan kedaulatan pangan bisa jadi ancaman serius saat ini, bila petani dan pertanian Indonesia tidak dibenahi dengan sungguh-sungguh. Sebab, pertanian dan para petani Indonesia kini terus-terusan dihajar hama sebagai teror yang meruntuhkan sektor pertanian.
"Sehebat apa pun persenjataan sebuah negara, keamanannya akan terancam bila sektor pangannya rapuh. Ini harus diperhatikan Indonesia. Jumlah petani Indonesia kian kecil. Perlahan, tak ada lagi generasi muda yang mau jadi petani," ujar Moeldoko dalan keterangan resminya, Senin (15/1/2018).
Bersama HKTI, dia akan membentuk tim khusus untuk mengatasi hama pertanian. Tim ini akan siap selalu membantu para petani yang lahan pertaniannya diserang hama. Selain itu, tim akan terus mengembangkan teknologi untuk mengatasi hama.
"Tim yang dibentuk nanti namanya Brigade Anti Hama. Isinya orang-orang yang memiliki kompetensi tentang tumbuh dan mutasinya beragam hama yang saat ini meresahkan petani. Teknologinya juga akan terus dikembangkan," kata Moeldoko.
Menurut Moeldoko, seharusnya masyarakat dan anak-anak muda bisa memiliki kesempatan besar untuk menjadi petani yang sukses. Jangan sampai ruang dan lahan serta kemampuan petani Indonesia kian sempit dan sulit.
"Saya bersama HKTI mau mengajar dan mengajak anak-anak muda bertani yang lebih bagus dan lebih sejahtera. Jika anak-anak muda hendak berperan mewujudkan petani dan nelayan yang sejahtera, banyak peluangnya," ujar mantan Panglima TNI ini.
Bagi Moeldoko, persoalan sektor pertanian bukan hanya urusan lahan yang kian menyusut, atau ketidakmampuan masyarakat, tetapi ada juga persoalan budaya dan teknologi yang tidak sinkron selama ini.
"Dengan teknologi dan kultur bertani yang berkembang, mestinya petani akan maju dan sejahtera. Karena itu teknologi harus bisa kita hubungkan dengan kultur kepada masyarakat, agar pertanian kita tidak stagnan atau mati," tutur pria kelahiran Kediri, Jawa Timur ini.
Editor: Ranto Rajagukguk