Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BPS: Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,46 Juta Orang per Agustus 2025
Advertisement . Scroll to see content

Harga Gabah Turun, Nilai Tukar Petani Januari Merosot 0,37 Persen

Jumat, 01 Maret 2019 - 14:46:00 WIB
Harga Gabah Turun, Nilai Tukar Petani Januari Merosot 0,37 Persen
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti. (Foto: iNews.id/Isna Rifka)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) pada Februari 2019 mengalami penurunan secara bulanan sebesar 0,37 persen. NTP tercatat 103,33 dari bulan lalu yang sebesar 102,94.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti mengatakan, penurunan ini karena adanya penurunan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih besar dari indeks barang dan jasa baik untuk konsumsi rumah tangga maupun keperluan bertani. Dengan demikian, indeks harga yang diterima petani lebih kecil dari indeks harga yang dibayar petani.

"Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 33 provinsi di Indonesia pada Januari 2019, NTP secara nasional turun 0,32 persen," ujarnya saat konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (1/3/2019).

NTP ini berguna untuk mengetahui tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Selain itu, NTP juga menunjukkan daya tukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi petani termasuk biaya produksi. Dengan demikian, semakin tinggi NTP maka semakin besar daya beli petani.

Realisasi ini dipengaruhi oleh penurunan NTP di sektor tanaman untuk pangan sebesar 0,80 persen dan tanaman holtikultura 1,47 persen. Meskipun pada sektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan 0,71 persen, perikanan 0,26 persen, dan peternakan 0,05 persen.

"Untuk yang holtikultura minus 1,47. Indeks harga yang diterima petani yang mengalami penurunan antara lain bawang merah, cabai merah, jeruk di harga produsennya mengalami penurunan. Di harga konsumen juga turun cabai merah, bawang merah," ucapnya.

Dia melanjutkan, NTP tanaman pangan yang merosot disebabkan oleh turunnya harga gabah kering panen di tingkat petani sebesar 4,46 persen menjadi Rp5.144 per kilogaram dari Rp5.222 per kg. Selain itu, adanya penurunan harga beras kualitas medium di level penggilingan sebesar 1,04 persen menjadi Rp9.800 per kg.

"Perubahan rata-rata harga beras dan gabah di tingkat petani juga penggilingan kita ambil kualitas mediumnya, baik di tingkat grosir dan eceran," kata dia.

Sebagai informasi, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau karena mencapai 1,58 persen. Sementara, penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Papua mencapai 1,47 persen.

BPS juga mencatat, selama Januari 2019 terjadi deflasi pedesaan sebesar 0,29 persen. Sebab, pada periode ini terjadi penurunan indeks pada seluruh kelompok penyusun Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT).

Kemudian, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional November 2018 sebesar 111,18. Angka ini mengalami kenaikan 0,73 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut