IA-CEPA, Mobil Listrik RI Bisa Bebas Bea Masuk ke Australia
JAKARTA, iNews.id – Perundingan kemitraan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) berhasil disepakati. Kemitraan ini memberi keuntungan bagi Indonesia karena bisa meningkatkan perdagangan atau ekspor ke negeri Kangguru tersebut.
Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan (Kemendag) Ni Made Ayu Marthini menyatakan, dalam kemitraan ini sektor otomotif nasional akan mendapat peluang untuk meningkatkan kinerjanya. Pasalnya, industri otomotif nasional terutama yang memproduksi mobil jenis hybrid dan listrik akan mendapat kemudahan impor atau bebas bea masuk dari pihak Australia.
"Untuk otomotif, yang ingin kita produksi adalah mobil masa depan. Nanti yang fosil fuel akan hilang, kita ingin sekali dapatkan pasarnya. Nanti ada juga dalam kerja sama, Australia tidak punya mobil tapi punya sparepart. Bagaimana membuat good story kemitraan di antara keduanya," katanya saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (7/9/2018).
Made memaparkan, melalui IA-CEPA, kedua jenis mobil asal Indonesia tersebut hanya perlu memenuhi 35 persen dari Qualifying Value Content (QVC) atau konten lokal, di mana negara selain Indonesia diharuskan hingga 40 persen.
"Jadi 35 persen dari QVC bisa memanfaatkan regional value chain, kemudian dirakit di Indonesia. Misalnya, baterai kita ambil dari luar, terus pasang di sini, kita kirim ke Australia itu bisa. Hanya Indonesia," ucap Made.
Made menyampaikan, kendati produksi kedua jenis mobil tersebut belum berjalan di Indonesia, namun kemitraan itu melihat untuk jangka panjang, di mana Indonesia saat ini tengah bersiap untuk memproduksi keduanya. "Ini kan untuk produksi masa depan, akan memberikan peluang yang besar bagi industri otomotif di Indonesia," ujar dia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan, di roadmap industri 4.0, salah satu sektor yang tengah diprioritaskan pengembangannya, yakni industri otomotif. Sasarannya, Indonesia diharapkan menjadi basis produksi kendaraan bermotor baik internal combustion engine (ICE) maupun electrified vehicle (EV) untuk pasar domestik maupun ekspor.
Airlangga menambahkan, pihaknya terus berupaya memperluas pasar ekspor untuk industri otomotif nasional. “Oleh karena itu, diperlukan fasilitas insentif fiskal guna memacu produksi kendaran yang sesuai selera konsumen global. Misalnya, kami sedang mendorong peningkatan ekspor sedan dan mengambil peluang ke Australia, tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk