Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : IHSG Hari Ini Ditutup Terkoreksi ke 8.618, KONI-MBSS Pimpin Top Losers
Advertisement . Scroll to see content

IHSG Anjlok Pascalebaran, Ini Kata Bos Bursa Efek Indonesia

Jumat, 22 Juni 2018 - 11:40:00 WIB
IHSG Anjlok Pascalebaran, Ini Kata Bos Bursa Efek Indonesia
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio. (Foto: Okezone.com)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Setelah libur panjang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melemah sejak dibuka Rabu (20/6/2018). Hingga jeda sesi siang ini, indeks turun 25,95 poin atau 0,45 persen ke level 5.796,38 poin.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio mengatakan, penurunan tersebut disebabkan pasar modal berhenti sementara selama libur lebaran. Padahal, saat libur tersebut, kondisi global tengah bergejolak akibat adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

"Prinsipnya gini pada dasarnya kan kita tutup dari tanggal 8 sampai 20 ya. Dunia bergejolak, kita bisa cerita panjang lah gitu ya," kata Tito saat Halal Bihalal di Komplek Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (22/6/2018).

Tito menyebut, faktor utama yang menekan IHSG masih berasal dari faktor eksternal, terutama keputusan bank sentral AS, The Fed yang kembali menaikkan suku bunga dari 1,75 persen menjadi 2 persen pada bulan ini. Selain itu, The Fed juga memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga dua kali lagi tahun ini.

Situasi ini, kata Tito, juga mendapat respon dari BI yang secara eksplisit akan menaikkan suku bunga 7-Day Reverse Repo Rate demi menjaga stabilitas ekonomi, terutama nilai tukar rupiah. Sebelumnya, bank sentral juga menaikkan suku bunga dua kali selama bulan Mei menjadi 4,75 persen. Hal ini dinilainya sangat berdampak pada pasar modal.

"Musuh terbesar dari pasar modal adalah tingkat suku bunga dan memang kenaikan tingkat suku bunga ini mau tidak mau cukup menganggu," ucapnya.

Menurut Tito, IHSG bukan satu-satunya indeks yang tertekan akibat faktor The Fed. Sejumlah bursa dunia juga melemah setelah The Fed mengeluarkan sinyal kenaikan suku bunga yang lebih agresif.

“Dari tanggal 8 sampai 20 dunia tuh turun dari mulai 2 sampai 7 persen. Kita turun pas 1,8 kemarin jadi sebenarnya ada rekonsiliasi di market sedikit," ujarnya.

Tito masih berharap, BI tidak menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini karena bisa berdampak negatif terhadap IHSG. Kenaikan suku bunga akan membuat biaya pinjaman (cost borrowing) semakin mahal sehingga menekan industri. Pasalnya, perbankan akan menyesuaikan suku bunga kredit untuk menjaga margin.

"Faktanya perbankan tahun kemarin cuma (tumbuh) Rp240 triliun, pasar modal Rp802 triliun. Satu trade off ini nih kalau tingkat suku bunga naik bank juga susah pinjamin duit, pasar modal juga susah. Mungkin ada satu trade off yang benar sehingga walaupun bank LDRnya tinggi pasar modal tetap bisa memiliki dana. Satu trade off yang benar pada tingkat suku bunga tepat dan itu saya lepaskan kepada otoritas pemerintah," tuturnya.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut