IMF Prediksi Ekonomi Global 2020 Minus 3 Persen, Terburuk sejak Depresi Besar
WASHINGTON, iNews.id - Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan, ekonomi global tahun ini bakal menjadi yang terburuk sejak Depresi Besar (Great Depression) 1930. Karantina wilayah yang diterapkan di berbagai negara akibat wabah Covid-19 telah menghentikan sebagian besar aktivitas ekonomi.
Dalam laporan terbaru edisi April 2020, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2020 minus 3 persen. Wabah virus corona membuat IMF merevisi proyeksi yang dibuat Januari 2020 soal pertumbuhan ekonomi global yang tumbuh positif 3,3 persen.
"Sepertinya tahun ini ekonomi global akan mengalami resesi terburuk sejak Depresi Besar karena telah melampaui apa yang terjadi saat krisis finansial satu dekade lalu," ujar Kepala Ekonom IMF, Gita Gopinath, dikutip dari CNBC, Rabu (15/4/2020).
Namun, IMF yakin ekonomi global akan pulih dengan cepat tahun depan. Ekonomi global 2021 diprediksi tumbuh 5,8 persen, lebih tinggi daripada proyeksi Januari 2020 sebesar 3,4 persen.
Gopinath mengatakan, krisis akibat wabah virus corona sulit diprediksi karena tidak jelas kapan pandemi bakal berakhir.
"Ini adalah sebuah krisis di mana guncangan ekonomi yang diciptakan tidak benar-benar bisa dikontrol dengan kebijakan ekonomi," katanya.
Gopinath berharap krisis yang diciptakan virus corona tak seburuk Depresi Besar yang pernah terjadi pada 1930. Dia menilai, kondisi saat ini lebih baik karena perangkat dari berbagai sektor lebih modern.
"Kita lebih baik dilihat dari sisi kesehatan. Dari sisi ekonomi, saya pikir ada perbedaan yang besar karena kita memiliki bank sentral yang kuat, yang bisa memastikan likuiditas di pasar tetap terjaga lewat kebijakan moneter, lalu ada kebijakan fiskal yang berperan penting mendukung perusahaan dan rumah tangga," tuturnya.
IMF memperkirakan adanya pemulihan bertahap tahun depan, seiring berkurangnya tekanan akibat wabah corona. Negara-negara di dunia diperkirakan mengurangi porsi karantina wilayah yang mematikan kegiatan ekonomi. Gopinath menamai krisis ini Lockdown Besar (Great Lockdown).
"Krisis ini berbeda dengan yang lainnya. Kekuatan dan kecepatan turunnya aktivitas ekonomi tidak pernah kita alami sepanjang hidup kita," ujar Gopinath.
Editor: Rahmat Fiansyah