Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BI Kembali Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Berikut Alasannya
Advertisement . Scroll to see content

IMF Sebut Tekanan Inflasi di Seluruh Dunia Meningkat Akibat Varian Omicron

Jumat, 10 Desember 2021 - 06:47:00 WIB
IMF Sebut Tekanan Inflasi di Seluruh Dunia Meningkat Akibat Varian Omicron
Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath menyebut situasi pandemi saat ini bisa menyebabkan tekanan inflasi dari risiko Covid-19 varian Omicron. (foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

JENEWA, iNews.id - Kepala Ekonom Dana Moneter Internasional (IMF), Gita Gopinath menyebut bank-bank sentral tidak memiliki ruang untuk menjaga kebijakan moneter agar tetap longgar dan menahan suku bunga rendah. Dia menyebut, situasi pandemi saat ini bisa menyebabkan tekanan inflasi dari risiko Covid-19 varian Omicron.

Dikutip dari Reuters, Gopinath menyebut bahwa pihaknya memperkirakan Covid-19 yang lebih menular seperti Omicron dapat merugikan ekonomi global lebih lanjut hingga 5,3 triliun dolar AS, di samping kerugian yang diproyeksikan saat ini sebesar 12,5 triliun dolar AS.

"Kami sekarang berada dalam fase di mana negara-negara di seluruh dunia tidak memiliki ruang untuk menjaga kebijakan moneter sangat longgar, untuk menjaga suku bunga sangat rendah. Kami melihat tekanan inflasi meningkat di seluruh dunia," ujar Gopinath dikutip, Jumat (10/12/2021).

Dia menambahkan, kekhawatiran atas Omicron menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah dilaporkan oleh 57 negara sejak pertama kali terdeteksi bulan lalu di Afrika Selatan dan Hong Kong adalah sebuah pukulan nyata untuk pemulihan ekonomi di berbagai negara.

"Jadi, pikirkan situasi di mana Anda bisa membuat pandemi ini bertahan lebih lama, Anda memiliki gangguan pasokan yang lebih lama yang memberi tekanan inflasi, dan kemudian kita memiliki risiko nyata dari sesuatu yang telah kita hindari sejauh ini, yaitu kekhawatiran stagflasi," ucap Gopinath.

Gopinath menuturkan, IMF telah mensimulasikan kasus apa yang akan terjadi jika ada varian yang lebih menular daripada varian Delta, mengacu pada strain dominan saat ini.

"Proyeksi kami adalah bahwa itu akan menambah kerugian lain sekitar 5,3 triliun dolar AS pada ekonomi global. Jadi itu selain proyeksi kerugian 12,5 triliun dolar AS saat ini," ucapnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut