Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indef Ungkap Akar Masalah Demo Akhir Agustus 2025: Kesenjangan hingga Sulit Cari Kerja
Advertisement . Scroll to see content

Impor Bahan Baku Turun, Industri Dinilai Tahan Ekspansi

Sabtu, 23 Maret 2019 - 21:02:00 WIB
Impor Bahan Baku Turun, Industri Dinilai Tahan Ekspansi
Penurunan impor Februari akibat dari pelaku industri yang menunggu Pemilihan Umum berakhir untuk melakukan ekspansi usaha. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kinerja impor selama Februari lalu tercatat mengalami penurunan 13,98 persen secara tahunan (year on year/yoy) sedangkan secara bulanan (month to month/mtm) juga turun 18,61 persen. Penurunan ini terutama akibat turunnya impor bahan baku penolong sebesar 21,11 persen.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan, penurunan impor ini akibat dari pelaku industri yang menunggu Pemilihan Umum berakhir untuk melakukan ekspansi usaha. Hal ini mengingat karakteristik industri dalam negeri yang masih bergantung pada impor bahan baku dan barang modal.

"Jadi saya melihat impor yang turun ini karena memang industri masih kontraksi ya, terutama mendekati Pemilu," ujarnya saat dihubungi iNews.id, Sabtu (23/3/2019).

Saat ini, menurutnya, masih ada ketidakpastian politik. Oleh karenanya pelaku industri diperkirakan mulai melakukan ekspansi usaha setelah Pemilu berakhir. Pasalnya, hasil Pemilu pada April akan menentukan ke arah mana pemerintah membawa kebijakan di sektor industri.

"Impor bahan baku dan barang modal akan meningkat ketika industri berekspansi. Pertanyaannya, kapan berekspansi? Yang jelas, setelah pemilu kita baru bisa melihatnya," ucapnya.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode tersebut juga terjadi penurunan kinerja ekspor sebanyak 11,32 persen secara yoy sedangkan secara mtm turun 10,03 persen menjadi 12,53 miliar dolar AS. Penurunan ekspor ini menurutnya turut membuktikan bahwa sektor industri sedang berkontraksi menjelang Pemilu.

"Terjadi penurunan juga di ekspor dari segi volume dan value. Terutama dari segi nilai ya. Ini juga mengindikasikan bahwa industri kita masih belum menggeliat," kata dia.

Bahkan, menurutnya, penurunan impor dan ekspor ini mengindikasikan adanya pelemahan kinerja industri terutama di sektor manufaktur. Hal ini diakibatkan oleh penurunan harga dan permintaan global untuk crude palm oil (CPO) yang menjadi komoditas ekspor utama Indonesia dan meningkatnya bea masuk impor CPO dari India.

"Kalau kita bedah industri makanan minuman menjadi industri dengan porsi yang besar dari industri manufaktur secara keseluruhan. Jika kita lihat lagi, industri berbahan dasar sawit yang memiliki proporsi terbesar dalam industri makanan ini," tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut