Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Purbaya soal Redenominasi Rupiah: Wewenang BI, Bukan Tahun Ini atau 2026
Advertisement . Scroll to see content

Indef Prediksi BI Pertahankan Suku Bunga Acuan

Kamis, 19 Juli 2018 - 10:34:00 WIB
Indef Prediksi BI Pertahankan Suku Bunga Acuan
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Bank Indonesia (BI) diprediksi mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,25 persen dalam hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilaksanakan pada 18-19 Juli 2018. Suku bunga acuan kemungkinan naik pada Agustus mendatang.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, proyeksi tersebut berdasarkan perkiraan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin pada 1 Agustus mendatang. Dengan demikian, BI baru akan menyesuaikan suku bunga acuan pada kenaikan FFR di RDG bulan depan.

"Untuk RDG ini kemungkinan bunga acuan tidak naik atau tetap di angka 5,25 persen. Tapi bulan Agustus tidak menutup kemungkinan BI akan kembali naikkan 7days repo 25 bps lagi sehingga total bisa mencapai 5,5 persen tahun ini," ucapnya saat dihubungi iNews.id, Kamis (19/7/2018).

Ia melanjutkan, keputusan tersebut sejalan dengan fungsi suku bunga acuan untuk mengimbangi tekanan pengetatan moneter global yang terjadi akibat naiknya FFR. Pasalnya, naiknya FRR dapat memicu modal asing keluar dari Indonesia menuju ke Amerika Serikat (AS).

Selain itu FRR juga diprediksi akan naik pada November mendatang. Adapun dalam rapat pada 7-8 November, The Fed akan menaikkan FRR sebanyak 25 bps lagi.

"Pidato Gubernur The Fed yang hawkish sesuai dengan ekspektasi pasar yakni kemungkinan akan ada kenaikan FFR hingga 2 kali lagi, bulan Agustus dan akhir tahun November atau Desember," kata dia.

Menurut dia, BI baru akan menaikkan suku bunga acuannya pada Agustus mendatang sebagai respons agar Indonesia tetap menarik bagi investor. Sebab, jika FFR naik maka akan berdampak pada modal asing yang akan keluar dari pasar Indonesia.

"Dampaknya dana asing akan kembali keluar dari pasar negara berkembang mencari instrumen yang lebih aman dengan imbal hasil yg menarik," ucapnya.

Dampak kenaikan FFR sepanjang semester I 2018 membuat kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia oleh investor asing turun. Hal ini menurutnya sebagai antisipasi atas rencana FFR yang aman naik di bulan Juni.

"Semester satu ini, investor asing cenderung wait and see. Kepemilikan SBN domestik oleh investor asing turun hingga 1,1 miliar dolar AS selama Mei 2018," tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut