Indonesia Genjot Ekspor Buah Tropis ke Selandia Baru
JAKARTA, iNews.id - Indonesia terus berupaya membuka akses pasar ke Selandia Baru sebagai tujuan ekspor, termasuk untuk buah tropis. Jika kerja sama terwujud, buah tropis asal Indonesia seperti salak, mangga, nanas, dan pisang akan dapat mengikuti jejak manggis yang sudah masuk sejak 2014 lalu.
Hal itu mengemuka dalam forum Senior Official's Meeting on Trade and Investment Framework (SOMTIF) ke-6 antara Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru. “Bagi Indonesia, pembukaan akses pasar khususnya untuk buah tropis memiliki peluang yang baik. Harapan kami, buah-buahan tropis dari Indonesia seperti salak, mangga, nanas, dan pisang dapat segera diekspor ke Selandia Baru,” ucap Iman dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/3/2018).
Salah satu isu yang menjadi perhatian dalam forum SOMTIF ke-6 adalah pembukaan akses pasar terkait perdagangan barang di bidang pertanian. Kedua negara berkeinginan menjalin kerja sama lebih lanjut terkait komoditas ekspor unggulan masing-masing. Jika Indonesia ingin membuka akses pasar buah tropis, sebaliknya Selandia Baru ingin meningkatkan ekspor bawang bombai, susu, dan daging ke Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas pula berbagai isu hambatan perdagangan terkait produk pertanian kedua negara. Kedua delegasi sepakat bahwa isu pertanian akan dibahas lebih mendetail di forum bilateral bidang pertanian pada ASEAN-Australia New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) yang diagendakan berlangsung di pertengahan Maret 2018 di Selandia Baru.
“Pertemuan SOMTIF ke-6 ini merupakan upaya konkret untuk meningkatkan perdagangan kedua negara yang ditargetkan mencapai Rp400 trilliun atau NZD 4 miliar dalam periode sepuluh tahun (2014-2024),” jelas Iman.
Pada tahun 2017, Selandia Baru merupakan negara tujuan ekspor nonmigas terbesar ke-34 dan negara asal impor ke-26 bagi Indonesia. Total perdagangan tahun 2017 sebesar 1,2 miliar folar AS dengan nilai ekspor Indonesia sebesar 437,8 juta dolar AS. Sedangkan, impor Indonesia dari Selandia Baru sebesar 751,2 juta dolar AS.
Defisit neraca perdagangan Indonesia terhadap Selandia Baru sebesar 313,4 juta dolar AS. Tren total perdagangan kedua negara rata-rata menurun 3,82% selama periode 2013-2017. Oleh sebab itu kedua negara berupaya agar tren tersebut dapat dikoreksi melalui berbagai upaya promosi dagang dan penyelesaian isu dagang. SOMTIF digagas tahun 2005 saat kunjungan Presiden RI ke Selandia Baru, dan ditindaklanjuti.
Editor: Ranto Rajagukguk