Inflasi AS Tembus 8,5 Persen di Maret, Tertinggi Sejak 1981
WASHINGTON, iNews.id - Inflasi Amerika Serikat (AS) pada Maret 2022 mencapai 8,5 persen, naik dari Februari sebesar 7,9 persen. Departemen Tenaga Kerja AS menyatakan, Indeks harga konsumen (IHK) ini merupakan peningkatan tertinggi dari tahun ke tahun sejak 1981.
Inflasi didorong rantai pasokan yang terhambat, permintaan konsumen yang kuat, dan gangguan pada bahan makan global serta pasar energi yang diperburuk dengan perang Rusia-Ukraina. Tingkat inflasi tersebut sekaligus memperkuat ekspektasi Federal Reserve akan melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga pada bulan depan.
Mengutip Reuters, inflasi AS tercatat selalu berada di atas 6 persen selama enam bulan berturut-turut. Angka inflasi yang tinggi sejak pandemi bertambah kuat seiring perang antara Rusia dan Ukraina, di mana AS melibatkan diri dengan menjatuhkan berbagai sanksinya.
Hal tersebut semakin mendongkrak harga-harga komoditas energi, pangan, dan logam. Inflasi yang kuat mengikuti data bulan lalu yang menunjukkan tingkat pengangguran turun ke level terendah baru dua tahun di 3,6 persen pada Maret.
Sementara itu, inflasi yang tinggi dan sikap hawkish The Fed telah membuat pasar obligasi AS semakin khawatir bakal terjadi resesi.
Sebelumnya pada awal April lalu, yield curve atau kurva imbal hasil pasar obligasi AS sempat mengalami kondisi terbalik atau inverted, di mana US treasury 2 tahun lebih tinggi dari imbal hasil US treasury 10 tahun, sebuah sinyal yang banyak ekonom menilai 'tak pernah salah' memprediksi resesi.
Editor: Jujuk Ernawati