Inflasi Eropa Turun Jadi 5,5 Persen, Ini Pemicunya
FRANKFURT, iNews.id - Inflasi di zona Eropa kembali menurun pada bulan Juni karena harga bahan bakar yang turut melemah. Inflasi di Benua Biru turun menjadi 5,5 persen dari 6,1 persen di bulan Mei, sekaligus mencatatkan penurunan ketujuh dalam delapan bulan terakhir, menurut data Eurostat.
Mengutip Reuters, sejumlah analis menyebut penurunan inflasi tidak mungkin mempengaruhi bank sentral Eropa (ECB), yang telah memperkirakan kenaikan suku bunga kesembilan berturut-turut untuk bulan Juli dan satu kenaikan lagi di bulan September.
Inflasi inti, tidak termasuk harga energi dan makanan hanya turun menjadi 6,8 persen dari sebelumnya 6,9 persen. Angka ini masih jauh dari penurunan berkelanjutan yang diinginkan bank sentral Eropa.
"Tingkat (inflasi) inti kemungkinan akan tetap jauh di atas angka 5 persen dalam beberapa bulan ke depan yang akan (membutuhkan) kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh ECB," ujar Ekonom Eropa DWS, Ulrike Kastens dikutip, Sabtu (1/7/2023).
Sektor jasa menjadi satu-satunya kategori di mana pertumbuhan harga naik menjadi 5,4 persen dari sebelumnya 5,0 persen. Angka ini menunjukkan ketahanan konsumen yang berkelanjutan dalam menghadapi biaya pinjaman yang lebih tinggi, sebagian besar berkat pasar tenaga kerja yang kuat.
Adapun, tingkat pengangguran zona Eropa tetap berada pada level terendah di 6,5 persen pada bulan Mei.
Perbedaan besar tetap berada di antara negara-negara Eropa, dengan inflasi utama bulan Juni turun menjadi 1,6 persen di Spanyol dan Belgia, serta 1,0 persen di Luksemburg
Jerman menonjol dengan peningkatan inflasi utama menjadi 6,8 persen dari sebelumnya 6,3 persen. Hal ini sebagian besar disebabkan subsidi tiket kereta api yang besar pada musim panas lalu yang tidak diperbarui tahun ini.
Editor: Aditya Pratama