Inflasi Maret 0,66 Persen Tertinggi Sejak Mei 2019, Dipicu Cabai hingga Minyak Goreng
JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Maret 2022 sebesar 0,66 persen. Sementara inflasi tahun kalender Januari-Maret 2022 sebesar 1,20 persen dan secara tahunan (year on year) mencapai 2,64 persen.
"Maret ini terjadi inflasi 0,66 persen (mtm)," kata Kepala BPS Margo Yuwono di Jakarta, Jumat (1/4/2022).
Menurutnya, inflasi Maret secara bulanan merupakan inflasi tertinggi sejak Mei 2019. Pada saat itu, terjadi inflasi sebesar 0,68 persen
Margo menjelaskan, untuk inflasi Maret lalu, dari 90 kota yang disurvei, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,86 persen dengan IHK sebesar 109,13 dan terendah terjadi di Kupang sebesar 0,09 persen dengan IHK sebesar 107,27," ujarnya.
Dia menyebutkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,47 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,17 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,41 persen.
Selain itu, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,50 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,28 persen, kelompok transportasi sebesar 0,42 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,17 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,32 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,14 persen.
"Sementara kelompok pengeluaran kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan," ujarnya.
Adapun penyebab inflasi dari kelompok makanan, berasal dari cabai merah yang menyumbang 0,10 persen, minyak goreng dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,04, dan telur ayam ras dengan andil 0,04 persen.
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,27 persen dengan IHK 109,02. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kendari sebesar 0,07 persen dengan IHK 108,63.
Editor: Jujuk Ernawati