Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Seoul dan Busan Jadi Destinasi Favorit Warga +62 Liburan ke Korsel
Advertisement . Scroll to see content

Isu Perang Dagang, Ekspor Korsel pada Maret Melambat

Minggu, 01 April 2018 - 21:11:00 WIB
Isu Perang Dagang, Ekspor Korsel pada Maret Melambat
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Advertisement . Scroll to see content

SEOUL, iNews.id - Kinerja ekspor Korea Selatan (Korsel) tumbuh kurang dari yang diharapkan pada bulan Maret, menambah kekhawatiran tentang melesetnya proyeksi permintaan global ke depan. Apalagi isu perang perdagangan Amerika Serikat (AS)-China akan memengaruhi ekomi global secara menyeluruh.

Mengutip Reuters, Minggu (1/4/2018), saat ini permintaan untuk chip memori dari Korsel meningkat di China dan Eropa pada Maret. Sementara, pengiriman ke AS turun di tengah kebijakan negara ini yang mendorong proteksionisme. Alhasil, suprlus dagang dari ini pun susut.

Ekspor Korsel Maret tumbuh 6,1 persen menjadi 51,6 miliar dari tahun sebelumnya. Capaian itu masih di bawah survei Reuters yang sebesar 7,5 persen, data pemerintah menunjukkan pada hari Minggu.

Impor meningkat 5 persen menjadi 44,7 miliar dolar AS, masih di bawah pertumbuhan ekonomi 6,2 persen. Dengan begitu, Korsel menghasilkan surplus perdagangan sebesar 6,9 miliar dolar AS, naik dari 3,2 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya.

Secara kumulatif, ekspor Korsel tumbuh 10,3 persen pada Januari-Maret lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 14,6 persen. “Pertumbuhan ekspor stabil, kemungkinan akan terus mencatat ekspansi satu digit. Namun, ada bahaya dari perang perdagangan global, risiko penurunan terhadap ekspor Korea,” kata Park Sang-hyun, ekonom di Investasi & Sekuritas di Seoul.

Ekspor ke AS menurun 1 persen dalam 20 hari pertama bulan Maret dari tahun sebelumnya, bahkan ketika chip memori Korea terjual dengan baik. Penurunan itu karena permintaan AS untuk mobil Korsel melambat.

Sementara itu, ekspor ke China dan Uni Eropa melonjak masing-masing 16,6 persen dan 24,2 persen. Surplus perdagangan Korsel dengan AS mencapai 1,05 miliar dolar AS pada Maret tahun ini, turun sekitar 41,5 persen dari periode yang sama tahun lalu. Data kementerian perdagangan Korsel menunjukkan, ada peningkatan yang stabil dalam impor daging sapi, jeruk, dan mesin pesawat AS sehingga surplus perdagangan dengan AS pun turun.

Bank of Korea mengharapkan, ekonomi yang bergantung pada perdagangan ini bisa tumbuh sebesar 3 persen tahun ini yang di 2017 sebelumnya bisa tercapai 3,3 persen. Namun, regulator mewaspadai terhadap risiko ekspor karena pemerintahan Trump mulai meluncurkan serangkaian langkah perdagangan untuk menekan negara-negara seperti Korsel dan mitra dagang terbesarnya, China.

AS dan Korsel sepakat pekan lalu untuk merevisi perjanjian perdagangan bebas enam tahun mereka dengan tambahan kesepakatan untuk mencegah devaluasi mata uang kompetitif oleh Seoul. Hal ini juga dilakukan untuk memberikan lebih banyak akses bagi produsen mobil dan obat AS ke pasar Korsel.

Kesepakatan itu juga akan meninggalkan ancaman 25 persen tarif AS atas impor baja dari Korsel sebagai pertukaran. Tanpa kesepakatan itu, tarif akan berlaku pada tanggal 1 Mei. Tetapi Presiden Donald Trump mengatakan, akan menahan kesepakatan perdagangan yang dicapai bersama Korsel itu sampai selesainya denuklirisasi Korea Utara, meningkatkan ketidakpastian untuk prospek perdagangan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut