Jelang Ramadan, Harga Sayur-Mayur di Kabupaten Batang Meroket
BATANG, iNews.id - Harga sayur-mayur di sejumlah pasar tradisonal Kabupaten Batang, Jawa Tengah terus meroket. Kenaikan harga komoditas ini bahkan tercatat mencapai dua kali lipat.
Pantauan di pasar tradisional Plelen Gringsing, Kabupaten Batang, harga sayuran yang meningkat drastis di antaranya kubis dan sawi hijau (caisim). Sayuran kubis naik Rp4.000 ribu dari kisaran Rp2.000 rupiah per kilogram menjadi Rp6.000 per kilogram.
Selain itu, harga sawi hijau kini juga merambat naik, yakni dari Rp3.000 menjadi Rp5.000 per ikat. Kenaikan harga sayur-mayur ini sudah berlangsung hampir satu bulan belakangan. Melambungnya harga sayur-mayur diduga karena adanya musim penghujan sehingga petani mengalami gagal panen.
Salah satu pedagang di pasar Plelen Sri Indayani berharap harga sayuran bisa kembali normal. Pasalnya kenaikan harga ini justru membuat pedagang merugi akibat penjualan yang makin susut.
“Kol kubis sekarang jadi sayur paling mahal. Harganya menjadi Rp6.000. Sementara yang kecil Rp5.500, dulunya sekitar Rp3.500-4.500 dan sempat menyentuh Rp2.000-2.500,” kata Sri Indayani, Sabtu (24/3/2018).
Sementara itu, warga pun mengurangi pembelian sayur-mayur karena khawatir akan menguras kantong dan menambah beban biaya operasional. Romyati, salah seorang ibu rumah tangga terpaksa harus mengurangi jumlah pembelian dari biasanya 3 kilogram menjadi 1 kilogram.
“Beli kol kubis, sekilo Rp5.500, ini yang kecil, yang besar Rp6.000. Ini naik, kecil gini Rp5.500, tadinya Rp3.500. Biasa beli 3 kg, sekarang 1 kg. Saya mintanya normal kembali jangan sampai naik-naik terus,” ucapnya.
Tidak hanya kubis dan sawi hijau, sayur bayam dan kangkung juga mengikuti gejolak pasar meski kenaikan harga tak terlalu signifikan. Selain musim penghujan, penyebab kenaikan harga juga diduga karena ulah para tengkulak dan distributor.
Editor: Ranto Rajagukguk