Kasus Covid-19 Meningkat, Pasar Keuangan Dunia Kembali Terguncang
JAKARTA, iNews.id - Peningkatan kasus Covid 19 di sejumlah negara menjadi berita utama dalam beberapa pekan terakhir. Peningkatan kasus kembali mendorong Jerman dan Prancis mengumumkan pembatasan di sektor bisnis.
Prancis mengharuskan warga tinggal di rumah mulai Jumat (30/10/2020). Sementara Jerman akan menutup bar, restoran, dan teater mulai 2 November hingga akhir bulan.
Pemerintah Inggris di bawah tekanan untuk memperketat pembatasan dengan kenaikan kasus selama sembilan hari terkahir.
"Kenaikan kasus Covid 19 yang diikuti langkah penguncian (lockdown) akan sangat menganggu pemulihan ekonomi dan berpotensi mendorong pasar keuangan terkoreksi. Terlihat pasar Amerika dan Eropa rata-rata tertekan turun dalam sepekan akibat berita ini," ujar Analis Pasar Modal Hans Kwee di Jakarta, Minggu (1/11/2020).
Laporan Produk Domestik Bruto Amerika pada kuartal ketiga naik secara tahunan sebesar 33,1 persen, pertumbuhan tercepat yang pernah ada sejak pemerintah mulai mencatatnya pada 1947. Kenaikan ini terjadi setelah penurunan 31,4 persen pada kuartal kedua.
"Pertumbuhan ini juga lebih baik dari ekspektasi sejumlah ekonom yang disurvei Dow Jones, yakni 32 persen," katanya.
Pemulihan ekonomi yang ditunjukan pertumbuhan PDB setelah penguncian dicabut lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya.
Menurut Hans banyak Negara mengalami kasus yang mirip di mana terjadi pemulihan ekonomi yang cepat setelah pembukaan lockdown akibat covid 19. Tetapi kebangkitan dan ancaman wave ke-2 Covid 19 menimbulkan kekhawatiran ekonomi kembali tertekan.
"Pekan ini pasar menanti hasil pemilu AS pada 3 November 2020. Berdasarkan hasil survei Reuters saat ini kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden di atas Presiden Donald Trump secara nasional sebesar 10 persen," kata Hans.
Dia melanjutkan tetapi masih ada persaingan di sejumlah negara bagian yang diperkirakan akan menentukan hasil akhir siapa yang terpilih.
Ini ditambah pengalaman empat tahun lalu di mana jajak pendapat serupa tidak memprediksi kemenangan Trump. Ada potensi pertarungan hukum antara Partai Republik dan Demokrat tentang cara menghitung suara telah meningkatkan risiko perdebatan atas hasil pemilu. Ini merupakan faktor negatif bagi pasar keuangan
Editor: Dani M Dahwilani