Kepala Bappenas Minta Anies Genjot Pertumbuhan Investasi di Jakarta
JAKARTA, iNews.id - DKI Jakarta dinilai memiliki peranan penting terhadap perekonomian nasional. Pasalnya, perekonomian Jakarta menjadi salah satu kunci bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro berharap pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi secara optimal. Jakarta disebutkan penyumbang terbesar ekonomi nasional, bersamaan dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Oleh sebab itu, perekonomian Ibu Kota sangat terasa pada ekonomi nasional. Sehingga naik turun perekonomian DKI Jakarta itu sangat terasa di ekonomi nasional," kata Bambang, di Balai Agung, Jakarta, Rabu (10/4/2019).
Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta perlu mendorong pertumbuhan konsumsi dan investasi. Sebab, pertumbuhan ekonomi ditopang kedua indikator tersebut. Dia bahkan berharap pertumbuhan investasi bisa lebih kencang dari konsumsi.
"Jadi selama pertumbuhan investasi bisa dipastikan lebih cepat, dan kalau bisa gap atas selisihnya lebih tinggi dari pertumbuhan konsumsi, maka pertumbuhan ekonomi DKI lebih cepat dan sehat," katanya.
Mantan Menteri Keuangan itu menambahkan, investasi dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga bisa menyerap tenaga kerja dan menggerakkan perekonomian. Hal ini pada akhirnya berimbas pada penurunan angka kemiskinan.
"Jadi intinya fokus pada investasi memang langkah strategis yang harus dilakukan perekonomian seperti DKI Jakarta," ucapnya.
Untuk dapat mendorong konsumsi, Pemprov DKI Jakarta dinilai juga menjaga inflasi tetap terkendali. Pada 2018, inflasi DKI Jakarta tercatat mencapai 3,27 persen, atau sedikit di atas inflasi nasional yang sebesar 3,13 persen.
Adapun pada Maret 2019, inflasi DKI Jakarta secara tahunan tercatat sebesar 3,01 persen year on year (yoy).
"Karena bagaimana pun porsi pertumbuhan ekonomi DKI yang besar adalah konsumsi dan investasi. Kalau investasi pertumbuhannya digenjot, kalau konsumsi harus dijaga pertumbuhannya, paling enggak tidak sampai di bawah 5 persen," kata Bambang.
Editor: Ranto Rajagukguk