Kepala BKF: Neraca Perdagangan RI Surplus 29 Bulan Berturut-turut
JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu menyebut, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus hingga 4,99 miliar dolar AS pada September 2022. Torehan ini terjadi di tengah kewaspadaan risiko global.
Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Januari hingga September 2022 mencapai 39,87 miliar dolar AS. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding puncak periode boom komoditas pada 2011 sebesar 22,2 miliar dolar AS.
“Capaian ini juga menandakan surplus yang telah terjadi selama 29 bulan berturut-turut,” ujar Febrio dikutip dari Antara, Rabu (19/10/2022).
Secara kuartalan, kinerja net ekspor juga cukup baik sehingga menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan PDB kuartal III 2022 dan tahun 2022 secara keseluruhan.
Surplus terjadi karena ekspor Indonesia pada September 2022 berkinerja positif yaitu 24,80 miliar dolar AS atau tumbuh 20,28 persen (yoy), didorong oleh ekspor migas dan non-migas dengan pertumbuhan masing-masing 41,8 persen (yoy) dan 19,26 persen (yoy).
Meski secara bulanan melambat karena penurunan harga dan volume komoditas unggulan, namun total ekspor meningkat yakni dari Januari-September 2022 mencapai 219,35 miliar dolar AS atau naik 55 miliar dolar AS dibanding periode sama 2021 sebesar 164,32 miliar dolar AS.
Febrio menjelaskan, peningkatan kumulatif ekspor menunjukkan masih kuatnya permintaan global seiring dengan pengendalian pandemi yang semakin baik seperti dari India, Jepang dan Korea Selatan.
Peningkatan ekspor Indonesia Januari-September 2022 didorong oleh ekspor migas yang masih tumbuh tinggi mencapai 38,56 persen (ytd) sedangkan ekspor non-migas tumbuh 33,21 persen (ytd).
Dari sisi sektoral, sektor pertambangan mencatatkan pertumbuhan tertinggi mencapai 91,98 persen (ytd) disusul sektor manufaktur tumbuh 22,23 persen (ytd) sejalan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang tumbuh di zona ekspansif.
Sementara itu, impor Indonesia turut mencatatkan kinerja positif mencapai 19,81 miliar dolar AS dengan pertumbuhan 22,01 persen (yoy) meski relatif melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Tumbuhnya impor antara lain didukung oleh PMI Manufaktur Indonesia pada September 2022 yang terus melanjutkan ekspansi serta impor migas yang naik sebesar 83,53 persen (yoy) sekaligus impor non-migas yang tumbuh 14,02 persen (yoy).
Sejak Januari hingga September 2022, total impor Indonesia mencapai 179,49 miliar dolar AS dan dari sisi penggunaan tercatat impor bahan baku dan barang modal tumbuh tinggi masing-masing 23,21 persen (yoy) dan 41,13 persen (yoy).
Terkait dengan impor barang konsumsi, meski menurun secara tahunan sebesar 11,17 persen karena kenaikan harga namun secara kumulatif dari Januari hingga September masih tumbuh 3,52 persen.
Editor: Aditya Pratama