Krisis, Gaji UMR di Venezuela Tak Cukup Buat Beli 3 Cangkir Kopi
CARACAS, iNews.id – Prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) soal inflasi di Venezuela yang mencapai 1.000.000 persen hingga akhir tahun ini dinilai belum sesuai realita yang ada di lapangan.
Dikutip dari Bloomberg, Minggu (29/7/2018), kenaikan harga barang di Venezuela di tingkat masyarakat lebih tinggi dibandingkan perhitungan di atas kertas. Harga satu cangkir kopi yang diukur lewat Indeks Bloomberg Cafe Con Leche mencapai 2 juta bolivar.
Harga tersebut naik dibanding minggu sebelumnya 1,4 juta bolivar. Padahal, harga secangkir kopi pada April masih berada di kisaran 190 ribu bolivar. Artinya, kenaikan harga secangkir kopi di Venezuela dalam kurun waktu tiga bulan mencapai 1.227.638 persen.
Venezuela tengah menghadapi hiperinflasi sejak tahun lalu. Hal ini mendorong banyak masyarakat yang jatuh dalam jurang kemiskinan. Kebijakan ini diperparah dengan langkah Presiden Nicolas Maduro yang fokus pada pencetakan uang besar-besaran. Pada tahun ini, dia menaikkan batas upah minimum gaji empat kali lipat. Tapi tetap saja, dengan upah sebesar 5 juta bolivar belum cukup untuk membeli tiga cangkir kopi di negara Amerika Latin itu.
Pemerintah Venezuela menolak melakukan upaya untuk melakukan stabilisasi ekonomi dan memilih mengeluarkan kebijakan lain. Salah satunya rencananya Maduro untuk memangkas lima digit di belakang mata uang bolivar setelah IMF menyebut inflasi di negara tersebut mencapai 1 juta persen. Awalnya digit yang akan dipangkas hanya tiga.
Sistem kurs Venezuela saat ini membingungkan karena berdasarkan kurs resmi nilai 1 dolar AS setara 120 bolivar. Namun, di pasar gelap, nilai 2 juta bolivar saat ini tidak lebih dari 1 dolar AS.
Editor: Rahmat Fiansyah