Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rupiah Melesat 1,05 dalam Sepekan, Kembali di Bawah Rp16.600 per Dolar AS
Advertisement . Scroll to see content

Kurs Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.188 per Dolar AS

Kamis, 25 Oktober 2018 - 17:33:00 WIB
Kurs Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.188 per Dolar AS
ilustrasi. (Foto: Okezone.com)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pada perdagangan Kamis (25/10/2018) sore ditutup stabil menguat.

Data Bloomberg menunjukkan, rupiah berada di level Rp15.188 per dolar AS, menguat 9 poin dibandingkan posisi sebelumnya di Rp15.197 per dolar AS.

Rupiah sempat dibuka melemah di Rp15.210 per dolar AS dan melawan balik hingga sore. Sepanjang sesi perdagangan, rupiah bergerak dalam rentang Rp15.188-15.215 per dolar AS. Sementara sejak awal tahun, rupiah melemah 12,04 persen terhadap greenback.

Senada, data Reuters juga menunjukkan, rupiah menguat 10 poin ke Rp15.185 per dolar AS. Mata uang Garuda bergerak dalam rentang Rp15.190-15.210 per dolar AS.

Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia Kamis 25 Oktober 2018, rupiah terdepresiasi 17 poin menjadi Rp15.210 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp15.193 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova mengatakan fundamental ekonomi nasional yang solid menjadi salah satu faktor yang menjaga rupiah stabil dengan kecenderungan menguat.

"Pertumbuhan ekonomi 2018 diperkirakan masih mampu mencapai di atas lima persen, neraca perdagangan kita juga surplus, itu cukup membantu menopang rupiah di tengah kekhawatiran pasar terhadap perang dagang," ujarnya.

Kendati demikian, menurut dia, apresiasi rupiah relatif terbatas di tengah imbal hasil obligasi AS yang berada di atas tiga persen. Kondisi itu dapat membuat aliran dana masih akan cenderung mengarah ke Amerika Serikat.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan sebagian pelaku pasar khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi AS akan melambat akibat proyeksi suku bunga acuan the Fed yang akan lebih tinggi.

"Suku bunga yang naik akan menjadi masalah bagi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat ke depannya," katanya.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut