Larangan Mudik Dinilai Gagal, Kesadaran Masyarakat Sangat Rendah
JAKARTA, iNews.id - Kebijakan pemerintah melarang warga Jabodetabek mudik tahun ini dinilai gagal. Banyak pemudik yang lolos dari penyekatan jalan oleh petugas.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menyebut, kegagalan itu terjadi lantaran arus mudik masih terjadi. Berdasarkan data Dinas Perhubungan Jawa Tengah, 897.713 orang mudik ke daerah tersebut.
"Upaya pemerintah untuk mencegah warga Jabodetabek tidak melakukan mudik mengalami kegagalan. Cukup ketat pengawasan di terminal bus, stasiun, pelabuhan penyebrangan dan bandara udara, namun lemah di angkutan darat terutama sepeda motor," kata Djoko, Selasa (26/5/2020).
Dia menyoroti tingginya angka pemudik sepeda motor yang lolos lewat jalan-jalan tikus. Mereka yang memaksa mudik dilatarbelakangi oleh perilaku yang tidak taat aturan dan rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya wabah Covid-19.
Djoko menilai, aturan mengenai sepeda motor ke depan harus dievaluasi dan dikaji ulang. Sepeda motor dinilainya kerap menjadi kendala dalam setiap kebijakan di sektor transportasi.
Di masa depan, penggunaan transportasi umum diutamakan dengan ditopang jalur sepeda dan fasilitas pejalan kaki. Djoko berharap ada pembatasan terhadap sepeda motor agar tak terus-terusan mengganggu kebijakan pemerintah di sektor transportasi.
"Di banyak negara, sepeda motor bukan merupakan kendaraan yang direkomendasikan digunakan untuk bermobilitas warga. Sepeda motor cocok digunakan untuk mobilisasi jarak menengah," katanya.
Dia mengatakan, banyaknya pemudik yang lolos sangat berbahaya karena virus corona akan masuk ke desa-desa yang fasilitas kesehatannya relatif kurang.
"Harapan kita bersama, semoga penyebaran virus corona tidak banyak beralih ke daerah," ujar Djoko.
Editor: Rahmat Fiansyah