Makin Perkasa, Rupiah Sesi Pagi Menguat ke Bawah Rp15.100 per Dolar AS
JAKARTA, iNews.id - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Jumat (2/11/2018) pagi.
Data Bloomberg menunjukkan, rupiah berada di level Rp15.093 per dolar AS, menguat 34 poin dibandingkan posisi sebelumnya di Rp15.127 per dolar AS.
Rupiah langsung dibuka menguat di Rp15.087 per dolar AS. Sejauh ini, rupiah bergerak dalam rentang Rp15.077-15.100 per dolar AS. Sementara sejak awal tahun, rupiah melemah 11,35 persen terhadap greenback.
Data Reuters juga menunjukkan, rupiah menguat ke Rp15.090 per dolar AS. Mata uang Garuda sejauh ini bergerak dalam rentang Rp15.080-15.125 per dolar AS.
Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia Jumat 2 November 2018, rupiah terapresiasi 106 poin menjadi Rp15.089 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp15.195 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan penguatan euro yang mampu mengimbangi apresiasi dolar AS seiring dengan sentimen internal di Uni Eropa cukup memberikan sentimen positif bagi terapresiasinya rupiah.
"Masih adanya sejumlah sentimen positif, selain daripada inflasi juga diharapkan dapat membantu penguatan rupiah," ujar Reza.
Rupiah sebelumnya mampu melaju positif. Bahkan kenaikan tersebut di atas perkiraan sebelumnya. Rilis inflasi Oktober yang berada di angka 0,28 persen (month on month) dianggap masih rendah sehingga memberikan sentimen positif pada rupiah.
Selain itu, sentimen dari disepakatinya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 dengan defisit fiskal disetujui di bawah 2 persen yang dibarengi dengan penurunan imbal hasil dan adanya peluncuran implementasi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) oleh BI yang diharapkan menahan gejolak rupiah memberikan sentimen positif tambahan pada rupiah.
Dari global, kemajuan yang diperoleh dari perundingan Brexit antara Uni Eropa dan Inggris serta meningkatnya data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Uni Eropa berdampak positif terhadap posisi euro sehingga turut berimbas pada penguatan rupiah.
Editor: Rahmat Fiansyah