Malaysia dan Singapura Kembali Tunda Proyek Kereta Cepat hingga Akhir 2020
JAKARTA, iNews.id - Pemerintah Malaysia dan Singapura sepakat untuk menunda pembangunan jalur kereta cepat yang menghubungkan dua negara tersebut, hingga akhir tahun 2020. Hal itu makin memperpanjang penundaan proyek miliaran dolar AS yang diresmikan tujuh tahun lalu itu.
Dikutip dari Bloomberg Senin (1/6/2020), Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia Azmin Ali mengatakan, kedua negara akan melanjutkan pembicaraan tentang usulan perubahan pada sisi komersial dan teknis proyek tersebut dalam waktu dekat. Namun, dia tidak memberikan alasan untuk penundaan yang diperpanjang.
"Kita akan mendengar kembali keterangan lebih lanjut dari Malaysia, terkait implikasi dari perubahan yang diusulkan ini," kata Menteri Transportasi Singapura Khaw Boon Wan dalam posting-an di akun Facebook miliknya.
Proyek bernilai fantastis tersebut telah ditunda sejak Malaysia melakukan pergantian pemerintahan dua tahun lalu. Najib Razak menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia, yang pertama kali meluncurkan rencana pembangunan jalur kereta cepat itu pada 2013.
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad, yang mengundurkan diri di awal tahun ini, pada saat itu telah berusaha untuk membatalkan proyek tersebut. Sebagai negara yang bergulat dengan utang dan kewajibannya lebih dari Rp3.330 triliun, sebelum menerima penundaan dan biaya kompensasi sebesar Rp159,3 miliar ke Singapura.
Mahathir memperkirakan proyek pembangunan jalur kereta cepat tersebut menguras anggaran negara Malaysia hingga Rp367,9 triliun. Proyek tersebut pada awalnya direncanakan membentang sejauh 350 kilometer. Dengan kereta berkecepatan super hingga lebih dari 300 kilometer per jam, akan bisa memangkas waktu perjalanan Kuala Lumpur-Singapura yang biasanya lima jam menjadi hanya 90 menit.
Editor: Ranto Rajagukguk