Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 5 Negara di Asia Tenggara Bersaing di Startup Wars 2025, Indonesia Jadi Tuan Rumah
Advertisement . Scroll to see content

Menristekdikti: Paten dari Startup Indonesia Nomor 1 di Asia Tenggara

Rabu, 10 April 2019 - 15:25:00 WIB
Menristekdikti: Paten dari Startup Indonesia Nomor 1 di Asia Tenggara
Menristekdikti Mohamad Nasir. (Foto: iNews.id/Isna Rifka)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berhasil membina 1.307 startup Indonesia selama empat tahun ini. Bahkan banyak startup yang memiliki omzet hingga Rp1-7 miliar.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, berbagai produk telah dihasilkan oleh startup ini baik dari bidang pangan dan pertanian, kesehatan dan obat-obatan, teknologi informasi hingga transportasi. Hal ini membuat Indonesia menjadi pemegang hak paten pertama di Asia Tenggara.

"Untuk itu para startup untuk patennya nomor 1 di Asia Tenggara kalahkan Thailand, Singapura, dan Malaysia," ujarnya saat membuka acara Indonesian Start Up Summit di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Indonesia yang tengah bersiap menghadapi bonus demografi ini memiliki potensi yang sangat besar dalam sumber daya manusia berusia produktif. Oleh karenanya, pemerintah wajib mendorong kebijakan untuk menciptakan pengusaha muda.

"Indonesia punya potensi besar dari anak-anak muda. Indonesia masuk ranking lima dunia start upnya. Kebijakan dari presiden harus didorong menciptakan enterpreneur muda," ucapnya.

Salah satu startup binaan Kemenristekdikti di bidang pangan berhasil mengimpor tempe buatannya ke Korea Selatan. Pasalnya, startup tersebut bisa membuat tempe yang daya tahannya mencapai satu bulan.

"Tempe sekarang permintaan dari luar negeri untuk impor dari Indonesia, tadinya cuma tahan 3-4 hari sekarang bisa tahan satu bulan," kata dia.

Kemudian dari bidang transportasi, startup Indonesia berhasil membuat motor listrik yang dinamai Gesit. Baterai Gesit didesain removable sehingga memudahkan penggantian selama perjalanan dan menghilangkan kekhawatiran terkait daya jelajah.

Gesit menggunakan baterai Lithium Ion 5.000 Wh dengan waktu charging 3-4 jam. Performa baterai dan motor listrik pada Gesits dapat dipantau menggunakan smartphone berbasis Android.

"Di laut kita ada kapal plat datar. Sedang berlayar dari Jakarta menuju Bintuni Papua. Ini luar biasa. Bahkan mengarungi laut yang ombaknya 14 meter," ucapnya.

Selain itu di bidang energi, Indonesia sedang mengupayakan renewable energy yang berasal dari minyak kelapa sawit untuk dijadikan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini dapat mengurangi impor BBM yang saat ini impor BBM Indonesia mencapai 1.000 barel per tahunnya setara 17 miliar dolar AS atau Rp250 triliun.

"Kalau bisa BBM dari palm oil berarti ke depan Indonesia tidak perlu impor BBM lagi kita dorong ini. Kalau BBM sudah tidak impor lagi maka pengguna motor berubah menggunakan motor Gesit. Motor bensin tinggalkan, beralih kepada motor listrik," tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut