Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Thailand Pertimbangkan Blokir Ekspor Bahan Bakar ke Kamboja Imbas Konflik Perbatasan Meningkat
Advertisement . Scroll to see content

Neraca Dagang Februari Naik Lagi Jadi 3,83 Miliar Dolar AS, Surplus 22 Bulan Beruntun

Selasa, 15 Maret 2022 - 12:54:00 WIB
Neraca Dagang Februari Naik Lagi Jadi 3,83 Miliar Dolar AS, Surplus 22 Bulan Beruntun
Neraca Dagang Februari naik lagi jadi 3,83 miliar dolar AS, surplus 22 bulan beruntun.
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali surplus pada Februari 2022. Neraca perdagangan Indonesia bulan lalu tercatat 3,83 miliar dolar AS.

Surplus Februari naik dibanding Januari yang tercatat 930 juta dolar AS. Surplus ini didorong nilai ekspor yang lebih tinggi dibanding dengan impor

"Di bulan Februari ini terjadi surplus 3,83 miliar dolar AS. Kalau kita lihat, 22 bulan terakhir ini secara beruntun Indonesia mengalami surplus," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Selasa (15/3/2022).

Adapun angka ekspor Indonesia pada Februari 2022 mencapai 20,46 miliar dolar AS. Ekspor ini naik 34,14 secara tahunan (year on year/yoy) dan naik  6,73 dibanding bulan sebelumnya. Kinerja ekspor ditopang oleh migas yang naik 10,39 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi 990 juta dolar AS dan ekspor nonmigas naik 6,55 persen menjadi 19,47 miliar dolar AS.
  
Sementara impor tercatat 16,64 miliar dolar AS, turun 25,43 persen dibanding periode yang sama tahun lalu dan secara bulanan turun 8,64 persen. Impor terdiri dari impor migas sebesar 2,9 miliar dolar AS atau naik 30,19 persen bulan sebelumnya, sedangkan impor nonmigas turun 14,05 persen menjadi 13,74 miliar dolar AS. 

Melonjaknya harga komoditas internasional mendorong surplus Februari. Adapun komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar berasal dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, besi dan baja. 

Adapun, negara penyumbang surplus neraca dagang terbesar, yakni Amerika Serikat, India, dan Filipina.

"Defisit terbesar itu dengan Tiongkok, Thailand dan Australia," ujarnya.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut