Pemerintah Diminta Tak Bergantung Bansos untuk Tekan Angka Kemiskinan
JAKARTA, iNews.id - Center of Reform on Economic (CORE) meminta pemerintah tak jemawa dengan tingkat kemiskinan yang berhasil diraih di level single digit, atau 9,82 persen per Maret 2018. Tingkat tersebut diyakini masih akan berubah jika pemerintah tak memiliki kebijakan efektif untuk mengurai berbagai masalah kemiskinan di dalam negeri.
Direktur CORE Muhammad Faisal menuturkan, tingkat kemiskinan yang turun tidak akan bertahan lama jika pemerintah hanya berkutat pada program bantuan sosial (bansos). Pemerintah dinilai harus fokus pada pemberdayaan ekonomi yang bisa menciptakan banyak lapangan kerja.
“Kalau hanya bergantung pada bansos sangat rentan. Kadang bagus dan tidak. Sekarang kita lihat upaya menciptakan lapangan pekerjaan,” ujar Faisal di Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Dia menilai dibandingkan negara-negara berkembang lain tingkat kemiskikan Indonesia masih terbilang tinggi. Di Malaysia, tingkat kemiskinan tercatat hanya sebesar 3 persen, dan Thailand 7 persen.
Bahkan, Vietnam yang tingkat kemiskinannya sempat lebih tinggi dari Indonesia kini menjadi lebih baik karena menerapkan kebijakan yang efektif. Vietnam berhasil menurunkan tingkat kemiskinan di angka 8 persen.
Ini menandakan perekonomian Vietnam melaju lebih kencang dengan indikator penggerak pertumbuhan seperti sektor industri hingga konsumsi yang benar-benar diperhatikan. Jika berbagai indikator penggerak pertumbuhan dioptimalkan, ia optismistis Indonesia bisa menekan pertumbuhan angka kemiskinan.
“Kalau kita lihat dari tiga tahun terakhir dari Agustus 2015 sampai 2017 tercipta 10 juta lapangan pekerjaan dan lapangan pekerjaan ini hanya di sektor informal,” ujar dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat pada Maret 2018 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 9,82 persen atau 25,95 juta orang. Untuk pertama kalinya, persentase penduduk miskin yang menyentuh angka satu (single) digit .
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pada September 2017 presentase penduduk miskin masih di level 10,12 persen atau 26,58 juta orang. Dengan demikian berkurang sebanyak 633.200 orang pada Maret 2018. "Kembali ke 2016 kenaikkan penduduk miskin signifikan Maret 2018 pertama kalinya presentase penduduk miskin berada di dalam satu digit," ujarnya..
Pada tahun 1999 setelah krisis moneter, angka kemiskinan berada hingga 47,97 persen dari penduduk Indonesia atau 23,43 juta orang. Setelah itu, angka kemiskinan terus turun meskipun sempat naik pada Maret 2006, Maret dan September 2015. "Ini terendah? Kalau kita lihat iya, lihat di tahun 2011 12,49 tapi tidak terus turun September 2013 kenaikan Maret 2015 ada kenaikan," ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk