Ibu Kota Pindah, Bappenas Sebut Jakarta Punya Banyak Masalah
JAKARTA, iNews.id - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai, pemindahan ibu kota perlu dilakukan karena Jakarta saat ini mempunyai terlalu banyak masalah. Berbagai masalah itu bersumber dari tingginya tingkat kepadatan (density) Jakarta.
Deputi Bidang Pengembangan Regional Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata mengatakan, salah satu masalah yang muncul akibat kepadatan tersebut yaitu kemacetan. Persoalan ini dinilainya sulit diatasi karena terlalu kompleks.
"Macet membuat polusi dan kerugian bisnis, berdasarkan kajian Bank Dunia (akibat macet), kita kehilangan Rp56 triliun per tahun," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Dia menambahkan, kondisi lingkungan Jakarta juga tidak layak untuk ditinggali. Berdasarkan data AirVisual.com, Jakarta menempati posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan indeks kualitas udara di angka 181 atau dalam kategori tidak sehat.
Selain udara, Jakarta juga menghadapi masalah penurunan muka tanah akibat tingginya beban. Dia memperkirakan 50 tahun ke depan, seluruh wilayah Jakarta bakal terendam air banjir.
"Naiknya permukaan laut 35-50 cm pada 2015 itu juga menghadapi tsunami, kemudian ancaman lain di Selat Sunda, gempa bumi yang disebebkan Lempeng Sunda," ucapnya.
Kepadatan yang tinggi, menurut Rudy, juga menciptakan persoalan lain yaitu akses air bersih. Saat ini ada 60 persen masyarakat DKI yang tidak memiliki akses terhadap air bersih.
"Jadi rencana kami setelah nanti ibu kota dipindahkan ke Kalimantan Timur, 2025 (akses air bersih) Jakarta akan berubah menjadi 70 persen. Bahkan prediksi kami tak hanya Jakarta tapi juga sekitarnya," tutur dia.
Editor: Rahmat Fiansyah