Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : BI Dinilai Perlu Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Ini Alasannya
Advertisement . Scroll to see content

Pemulihan Ekonomi Global Tidak Merata, Sri Mulyani Ungkap 3 Kendalanya

Minggu, 31 Oktober 2021 - 08:41:00 WIB
Pemulihan Ekonomi Global Tidak Merata, Sri Mulyani Ungkap 3 Kendalanya
Menkeu Sri Mulyani ungkap 3 kendala pemulihan ekonomi global yang tidak merata.
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pemulihan ekonomi global akibat pandemi Covid-19 tengah terjadi, tapi tidak merata. Menurutnya, salah satu penyebabnya karena akses vaksin tidak merata di seluruh dunia.

"Ada negara-negara yang sampai hari ini bahkan jumlah vaksinasinya dari penduduknya kurang dari 3 persen, di negara-negara Afrika. Rata-rata yang di negara-negara miskin baru 6 persen dari penduduknya, sementara negara-negara maju sudah melakukan vaksinasi di atas 70 persen atau mendekati 100 persen dan mereka sudah melakukan boosting," kata dia dalam keterangannya, dikutip Minggu (31/10/2021).

Selain akses vaksin yang tidak merata, pemulihan ekonomi dunia juga terancam oleh inflasi kenaikan energi dan disrupsi dari suplai. Sri Mulyani menilai, hal tersebut terjadi di seluruh negara yang pemulihan ekonominya sangat cepat, namun mengalami komplikasi dalam bentuk kenaikan harga energi dan disrupsi suplai.

"Artinya apa? Waktu permintaan pulih dengan cepat dan kuat, ternyata suplainya tidak mengikuti," ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kenaikan energi yang terjadi sangat cepat karena investasi di bidang energi terutama yang non-renewable itu sudah merosot tajam karena permintaan energi yang melonjak akibat pemulihan ekonomi. Hal tersebut kemudian mendorong inflasi yang tinggi di sejumlah negara. 

"Ini menjadi ancaman pemulihan ekonomi global. Indonesia perlu juga tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya rembesan hal tersebut," ucapnya.

Sri Mulyani menuturkan, karena Covid-19 adalah ancaman nyata terhadap perekonomian dunia, maka di dalam pembahasan antara menteri keuangan dengan menteri kesehatan negara-negara G20 disepakati untuk membangun sebuah mekanisme yang disebut pencegahan pandemi atau pandemic preparedness.

"Hari ini dunia tidak siap menghadapi pandemi. Nyatanya (pandemi) telah menyebabkan biaya sampai 12 triliun dolar AS, 5 juta orang meninggal, dan lebih dari 250 juta orang yang terkena pandemi, maka dunia harus menyiapkan lebih baik," tuturnya.

Di dalam KTT G20 kali ini akan disepakati joint finance health task force atau satuan kerja antara menteri keuangan dan menteri kesehatan di bawah G20. Tujuannya untuk menyiapkan prevention, preparedness, dan response atau PPR dari pandemi.

"Task force ini dipimpin oleh Menteri Keuangan Indonesia dan Italia. Indonesia sebagai tuan rumah atau presidensi mulai Desember dan Italia yang sekarang ini menjadi presidensi. Tentu peran Indonesia menjadi penting karena Indonesia adalah negara yang besar dan kita juga punya komitmen terhadap vaksinasi kita," katanya.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut