Penghentian Sementara Proyek Elevated Dipastikan Tak Ganggu Target
JAKARATA, iNews.id - Pemerintah telah memastikan seluruh proyek infrastruktur elevated dihentikan sementara untuk dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Tak terkecuali dengan pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang dan Jakarta yang akan digunakan untuk Asian Games pada Agustus mendatang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan, penghentian ini hanya bersifat sementara sehingga tidak akan menganggu target penyelesaian pembangunan proyek-proyek tersebut.
"Evaluasi ini kan tidak terlalu lama apalagi yang namanya LRT Palembang konstruksinya sudah selesai semuanya, dia itu sedang mengerjakan pekerjaan rel kereta api. Jadi bisa dipastikan LRT Palembang itu tidak akan terpengaruh," kata dia saat ditemui di Kementerian Koordiantor Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (21/2/2018).
Ia melanjutkan, setidaknya pengehentian sementara ini akan berlangsung tidak sampai dua pekan. Sebab, ada beberapa proyek yang akan diprioritaskan untuk dievaluasi lebih dulu seperti LRT Palembang, LRT Jakarta, dan proyek Double-Double Track (DDT).
"Saya tidak persis tahu tapi yang besar itu pasti LRT Palembang, Jakarta ada dua LRT ada DDT itu yang besar ya, yang lain relatif tidak besar," ujarnya.
Ia menegaskan, yang saat ini dilakukan pemerintah bukan moratorium melainkan evaluasi dengan menunda pekerjaan konstruksi yang bersifat elevated atau melayang. Tingginya risiko dalam pengerjaan pembangunan elevated dinilai belum memenuhi syarat karena masih banyaknya kejadian kecelakaan di lapangan.
"Oleh karenanya komite akan melakukan evaluasi dengan menggunakan konsultan independen di mana evaluasi itu akan segera diberikan bersamaan dengan para pelaku konstruksi itu menyampaikan semacam SOP (Standard Operating Procedure) atau cara kerja yang lebih mengutamakan keselamatan," tuturnya.
Meski banyak korban yang berjatuhan dalam kecelakaan konstuksi, ia mengatakan tidak ada penggantian kontraktor di tengah proyek yang sedang berjalan. Sebab, menurutnya kesalahan tersebut belum terlalu fatal.
"Saya pikir, tidak demikian yang penting orang yang di belakang, kecuali ada pekerjaan yang terlambat dan kesalahannya fatal sekali," kata dia.
Editor: Ranto Rajagukguk