Penjelasan Lengkap Bos PLN soal Kronologi Listrik Padam
JAKARTA, iNews.id - PT PLN (Persero) memastikan kejadian listrik padam sejak kemarin disebabkan persoalan teknis. Dengan kata lain, tidak ada sabotase dalam sistem listrik PLN.
Berikut kronologi kejadian listrik padam berdasarkan penjelasan dari Plt Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani:
Kronologi?
Begini ceritanya, jadi karena terjadi gangguan di transmisi sirkuit utara. Jadi ini sistem Jawa-Bali ada dua (jalur sirkuit) yang menopang jaringan back bone 500 kv: Utara dan Selatan masing masing 2 sirkuit jadi ada 4 sirkuit.
Dua sirkuit Ungaran-Pemalang putus, sehingga lepas kosong. Kemudian daya yang dari Jawa Timur menuju area barat langsung otomatis pindah menuju (sirkuit) Selatan.
Hari minggu memang karena beban (pemakaian) itu turun, ini dimanfaatkan oleh PLN untuk melakukan pemeliharaan jaringan karena pemeliharaan jaringan itu hanya bisa dilakukan saat beban rendah Jadi satu jalur selatan itu memang sedang dalam proses pemeliharaan sehingga tinggal satu jalur.
Pada waktu terjadi sirkuit utara dilepas kemudian ini masuk ke jalur selatan menyebabkan goncangan sistem. Goncangan ini tidak baik, goncangan ini kalau dibiarkan maka pembangkit-pembangkit yang masih normal bisa lepas.
Oleh karena itu secara proteksi kesisteman melepaskan diri ini, putus, Tasik-Depok putus. itu Timur masih normal pembangkit sistemnya juga masih normal.
Barat lama lama turun frekuensinya turun sampai 46 kv menyebabkan pembangkit pembangkit yang terhubung secara keamanannya itu sudah melepaskan diri otomatis, karena ini perlindungan terhadap mesin-mesin pembangkit tadi ini.
SOP-nya itu kemudian lepas sehingga pada lepas, lepas, lepas kemudian terjadi pemadaman.
PLTU kalau dia terlalu lama lepas dan beroperasi maka dia harus mulai dengan cold start. Beroperasi dari cold, dingin tu lebih dari 8 jam baru bisa beroperasi normal, memproduksi uap karena di dalam sistem ada peralatan yang memproduksi uap dulu, uapnya kemudian disiapkan masuk menggerakkan turbin, turbin jadi listrik.
Itu posisinya adalah cold start, jadi butuh lebih dari 8 jam sejak (PLTU) Suralaya mendapatkan pasokan listrik dari (PLTU) Balaraja, yakni pada pukul 17:40 hampir maghrib. Itu masuk tegangan, Balaraja masuk menuju Suralaya.
Tapi kondisinya sudah dingin, makanya butuh waktu 8 jam. Makanya di pukul 03:00 sudah ada yang masuk, dini hari, tadi pagi unit 3 sudah masuk.
Penyebabnya?
Jadi kalau kita bicara sistem tegangan, ini bervariasi. Dalam tegangan ekstra tinggi kan melintasi sekian area. Kami dalam proses investigasi, kadang-kadang kita suka tahu ada layangan itu bisa menyebabkan jaringan putus. Kemudian jaringan kena dahan pohon, itu juga bisa menyebabkan putus. Ini memang banyak karena jaringan 500 kv terbuka.
Bukan disabotase?
Oh enggak. Ini saya pastikan bukan masalah sabotase. Ini adalah murni teknis.
Sekarang listrik masih mati?
Kemarin konferensi pers yang pertama kami berjanji cepat tidak sampai pukul 00:00. Namun ternyata memang tidak mudah kami di dalam sistem kelistrikan ini ada jaringan ada pembangkit, jadi jaringan sudah cukup siap, pembangkitnya satu per satu masuk.
Kecepatan pembangkit masuk dan kemudian mendistribusikan dari 500 kv turun 150 kv, turun kemudian 20 kv spai ke pelanggan, itu ternyata memerlukan waktu dalam pendistribusiannya.
Inilah yang menjadi takes time, memerlukan waktu. salah satu proses yang sederhanakan adalah proses yangi sini tadi.
Antara peran penyaluran dan distribusi ke pelanggan akan kita combine jadi satu, pangkas proses bisnis yang ada di internal yg kemudian fungsinya satu, kecepatan layanan.
Hari ini kami menunggu sistem jaringan dan pembangkit. Sistem pembangkit ini yang nanti kita tunggu saat ini dari PLTU.
PLTU terbesar di Suaralaya baru masuk 1 unit tadi pukul 03:00 dini hari baru masuk 400 MW di sana. Kemudian bertahap 1 dan 5 akan masuk 2 unit kira-kira 400-600 MW dan kemudian bertahap.
Tapi semoga bisa selesai tadi saya dapat laporan, nanti jam 16:00 sore akan ada yang masuk, jam 14:00 akan ada yang masuk dari pembangkit Lontar, pelabuhan, kemudian pembangkit lain juga akan masuk.
Mudah mudahan dengan segara masukya pembangkit pembangkit besar, mudah mudahan nanti yang jumlah (pemadaman) bergilir ini semakin sedikit.
Editor: Rahmat Fiansyah