Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gempa Bumi Bermagnitudo 6,0 Guncang Xinjiang China
Advertisement . Scroll to see content

Perang Dagang Lagi, China Setop Impor Kedelai dan Daging Babi dari AS

Selasa, 02 Juni 2020 - 11:26:00 WIB
Perang Dagang Lagi, China Setop Impor Kedelai dan Daging Babi dari AS
Pemerintah China memerintahkan perusahaan pertanian milik negara untuk menghentikan pembelian produk pertanian asal Amerika Serikat (AS). (Foto: Shutterstock)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah China memerintahkan perusahaan pertanian milik negara untuk menghentikan pembelian produk pertanian asal Amerika Serikat (AS). Hal ini meningkatkan ketegangan yang sedang berlangsung antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut.

Dikutip Bloomberg pada Selasa (2/6/2020), pemerintah setempat memerintahkan perusahaan pelat merah yakni Cofco dan Sinograin untuk menghentikan pembelian kedelai. Tak hanya itu, pelaku usaha swasta juga diminta membatalkan pesanan daging babi asal Negeri Paman Sam tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri China Li Keqiang pada bulan lalu menegaskan, akan melaksanakan janji fase I yang sudah ditandatangani kedua negara pada bulan Januari 2020. Pada perjanjian tersebut, China telah setuju akan membeli produk-produk pertanian AS senilai Rp528,8 triliun pada 2020.

Namun, wabah Covid-19 mengacaukan rencana itu. China akhirnya memutuskan hanya mengimpor Rp48,5 triliun produk pertanian AS hingga Maret 2020. Ini adalah realisasi kesepakatan impor produk pertanian terendah sejak 2007, menurut data dari Departemen Pertanian AS.

Tak hanya karena pandemi Covid-19, keputusan China mengentikan sementara impor kedelai dan daging babi tersebut juga dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump. Dia sempat berujar akan memutus hubungan dagang dengan China. 

Trump juga pernah berkomentar tak tertarik membahas perdamaian dagang lagi, padahal AS dan China dijadwalkan akan membahas perjanjian dagang fase II di November 2020. Namun, Trump menegaskan semua kebijakan yang akan ia keluarkan tergantung keputusan China. Termasuk, apakah China menepati janji membeli produk AS, yang tertuang di fase I.

Rentetan tindakan saling balas (tit for tat) ini menjadi babak baru bagi perjanjian dagang antarkedua negara tersebut. Setelah memanas selama dua tahun, AS dan China pada Februari 2020 sempat memutuskan berdamai lewat perjanjian perdagangan fase I. Dengan tindakan China saat ini, maka perjanjian yang tengah berjalan itu akan terancam.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut