Pertumbuhan Ekonomi India Minus 23,9 Persen Gara-Gara Lockdown
NEW DELHI, iNews.id - Pertumbuhan ekonomi India minus cukup dalam akibat pandemi Covid-19. Sepanjang April-Juni, ekonomi negara tersebut negatif 23,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (1/9/2020), India belum resesi lantaran pada kuartal I-2020, ekonomi tumbuh positif 3,1 persen. Kendati demikian, angka tersebut merupakan penurunan paling tajam sejak 1996.
“Sementara, awal kuartal Juli-September yang semula diperkirakan akan tumbuh karena dorongan pasca lockdown, tampaknya berisiko hilang di tengah pandemi yang sedang berlangsung dan keraguan pemerintah untuk membuka keran fiskal,” ujar Kepala Ekonom India dan Asia Tenggara di Oxford Economics Ltd, Priyanka Kishore.
Bersama China dan Indonesia, India selama ini merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Namun, pandemi Covid-19 memaksa negara itu lockdown cukup ketat yang membatasi kegiatan ekonomi.
Meski lockdown diperlonggar, tanda-tanda pemulihan belum tampak karena negara tersebut saat ini menjadi episentrum penyebaran virus corona. Pada Minggu (30/8/2020), India melaporkan lebih dari 78.000 kasus positif baru, rekor harian terbanyak yang pernah ada di dunia. Secara akumulatif, kasus positif Covid-19 mencapai 4 juta di negara dengan penduduk 1,3 miliar jiwa itu.
Sektor usaha selama kuartal II tertekan, kecuali pertanian yang tumbuh 3,4 persen. Sektor jasa keuangan misalnya, minus 5,3 persen, perdagangan anjlok 47 persen, manufaktur minus 39,3 persen, konstruksi minus 50,3 persen, dan tambang negatif 23,3 persen.
Penasihat Ekonomi India, Krishnamurthy Subramanian mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang anjlok sudah diperkirakan sebelumnya. Dia yakin ekonomi India akan mengalami pemulihan bentuk V usai lockdown diperlonggar.
"Kami memperkirakan kinerja ekonomi membaik pada kuartal berikutnya," katanya.
Editor: Rahmat Fiansyah