Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hadiri Ratas di Kertanegara, Bahlil Lapor ke Prabowo soal Sumur Rakyat hingga B50
Advertisement . Scroll to see content

Produksi Biodiesel 100 Persen, Menperin Sebut Butuh Waktu 3 Tahun

Rabu, 01 Agustus 2018 - 15:36:00 WIB
Produksi Biodiesel 100 Persen, Menperin Sebut Butuh Waktu 3 Tahun
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (Foto: iNews.id/Ade Miranti)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah tengah menggencarkan penggunaan biodiesel 20 persen (B20) untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar nonsubsidi. Selanjutnya, pemerintah akan menyasar penggunaan B100 untuk seluruh jenis kendaraan.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini pihaknya tengah berupaya memproduksi B100 dengan standar Euro 4. Namun, untuk memproduksi BBM ramah lingkungan ini membutuhkan waktu tiga tahun untuk persiapkan pabrik produksi.

"Untuk bangun B100 prosesnya harus ada pabrik diesel baru dan itu proses makan waktu tiga tahun. Harus ada bikin pabrik. Kalau B100 hydro," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (1/8/2018).

Selama ini B20 sudah lama diproduksi namun penggunaannya terbatas pada sektor Public Service Obligation (PSO). Untuk itu pemerintah mendorong agar penggunaan BBM ini ke sektor non-PSO agar dapat menekan impor BBM terutama jenis solar

"B20 dilaksanakan Perpres sudah ada. Jadi ini sudah jalan. Kalau sekarang non-PSO pertambangan, kereta api, pembangkit listrik. Kita bisa lebih dari B20," kata dia.

Airlangga sebelumnya mengatakan, pemerintah akan menggunakan B100 setelah sukses menerapkan penggunaan B20 dan B30 untuk kendaraan PSO maupun non-PSO. Namun, masih belum ditargetkan kapan akan direalisasikan.

Sebenarnya, mesin yang digunakan untuk memproduksi B20 sama dengan B100 sehingga pemerintah ingin segera merealisasikan B100. Namun, jika ingin memproduksi B100 diperlukan pabrik untuk memproduksinya. "Mesin standarnya bisa 7-20 persen. Mesti ada pabriknya dulu. Mesin kalau B100 yang sekarang juga bisa," ucapnya.

Jika B100 dapat direalisasikan tentu akan memberika manfaat lebih dari B20. Pasalnya, dengan diterapkannya pemerataan penggunaan B20 dapat menghemat uang negara untuk impor solar lebih banyak. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, jika penerapan B20 ini terealisasi maka dalam satu tahun pemerintah bisa menghemat 5,5 miliar dolar AS.

"Dengan melaksanakan B20 untuk PSO (Public Service Obligation) dan non-PSO paling tidak ada dua dampak positifnya, yaitu penghematan devisa. Kalau sudah full B20-nya mudah-mudahan dalam waktu beberapa bulan kita bisa mencapainya," tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut