Pulih dari Covid-19, Bappenas Rekomendasi Kebijakan Ekonomi Rendah Karbon
JAKARTA, iNews.id - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merekomendasikan kebijakan pertumbuhan ekonomi rendah karbon untuk pemulihan dari krisis virus corona (Covid-19). Langkah ini dibutuhkan agar pembangunan berjalan lebih baik.
Direktur Lingkungan Hidup Bappenas, Medrilzam mengatakan, ada konsep baru yang ditawarkan untuk membangun kembali dengan cara lebih baik dalam konteks New Nomal (normal baru). Pandemi menjadi persoalan yang harus diatasi, namun ada pula krisis lain yang sudah di depan mata memerlukan upaya bersama menghadapinya, yakni perubahan iklim.
Banyak negara di Eropa, seperti Inggris memiliki pola pemikiran jangka panjang dengan mengedepankan ekonomi hijau rendah karbon. Menurutnya, Bappenas sudah memulai mengarahkan ke sana dengan Low Carbon Development Indonesia (LCDI) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG).
"Ekonomi tidak kembali ke cara sebelumnya dan tetap menjaga momentum yang sudah dilakukan berpegang pada SDG, LCDI dan Nationally Determined Contribution (NDC) penurunan emisi gas rumah kaca, sehingga pembangunan ke depan akan jauh lebih baik," ujar Medrilzam, Jumat (28/5/2020).
Dia menyebutkan Bappenas mendorong prioritas kebijakan alokasi dan penggunaan anggaran pada masa pemulihan dari pandemi Covid-19 dengan mempercepat transisi ekonomi rendah karbon yang inklusif, adil dan tangguh. Perlu meningkatkan penggunaan bauran energi bersih.
Selanjutnya, mendorong mobilitas yang bersih dan sehat. Ini menjadi tantangan, karena masyarakat akan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadinya daripada transportasi publik guna menghindari penularan Covid-19.
“Kita terus dorong transportasi publik lewat Build Back Better, tentu dengan konsep normal baru harus ada strategi tepat, karena ketidakpercayaan memakai transportasi publik,” katanya.
Selanjutnya, Bappenas mendorong transformasi infrastruktur dan bangunan rendah karbon serta mendukung transisi industri menuju rendah karbon. Selain itu, investasi dalam penanggulangan perubahan iklim berbasis alami.
Editor: Dani M Dahwilani