Pulihkan Usaha, Aprindo Minta Pemerintah Vaksinasi Covid-19 Sektor Ritel

JAKARTA, iNews.id – Industri ritel menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Pembatasan kegiatan yang menahan aktivitas masyarakat membuat industri ritel sangat terpuruk.

“Jadi ritel itu terdampak karena PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PSBB yang ketat, PSBB yang mengunci, menutup mal dan ritel. Kemudian juga PSBB yang berkelanjutan ya. Jadi, kita terdampak sekali dengan PSBB karena apa? Karena kita tahu dengan PSBB maka masyarakat atau konsumen itu diminta untuk stay at home, untuk work from home,” ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (13/3/2021).

Baca Juga

Menkeu Purbaya Temukan Praktik Underinvoicing, Harga Mesin Tercantum USD7 Nilai Asli Puluhan Juta

Roy menjelaskan, dengan adanya kebiasaan baru tersebut secara otomatis membuat kunjungan ke ritel modern atau kunjungan ke mal itu berkurang drastis. Oleh karena itu, produktivitas dari ritel tidak maksimal atau underperformed.

“Kenapa kita katakan demikian? Ini didasarkan atas hal yang pertama, misalnya itu dari survei Bank Indonesia (BI) indeks penjualan riil kita itu di sepanjang tahun 2020 berada pada situasi pertumbuhan yang minus. Minusnya dimulai dari bulan April-Mei ketika bulan Ramadan, Lebaran tahun lalu itu minusnya sangat signifikan,” katanya.

Baca Juga

Kode Broker Dihapus, BEI Klaim untuk Lindungi Investor Ritel dari Godaan Bandar

“Disurvei oleh BI (Bank Indonesia) indeks penjualan riil kita minus 20,6, bulan Juni minus 17,3, bulan Juli minus 12,6, kemudian bulan Agustus minus 10, dan seterusnya. Artinya, sepanjang tahun 2020 indeks penjualan riil itu tidak positif. Tapi minus di bawah angka 10 persen ya. Itu yang membuat dasar daripada produktivitas kita lemah,” ujarnya.