Ratusan Gardu Listrik di Pandeglang Padam akibat Tsunami
JAKARTA, iNews.id - PT PLN (Persero) melaporkan tsunami Selat Sunda yang menerjang sepanjang pantai di Pandeglang, Banten, Sabtu (22/12/2018) telah merusak berbagai infrastruktur kelistrikan sehingga mengganggu distribusi listrik wilayah setempat.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka menuturkan, pihaknya tengah berupaya menormalkan jaringan kelistrikan di lokasi. Pasalnya, ratusan gardu tercatat masih padam karena terendam air pasca-tsunami menerjang.
“Terkait kondisi kelistrikan pasca bencana, saat ini PLN sedang melakukan proses penormalan listrik dengan melakukan perbaikan gardu serta investigasi jaringan,” kata Made di Jakarta, Minggu (23/12/2018).
Dia memerinci, terdapat 146 gardu yang berhasil dinyalakan. Sementara gardu yang masih padam yakni 102 gardu.
“Selain itu, terdapat 20 tiang SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) roboh akibat diterjang tsunami,” kata dia.

Made mengatakan, saat tsunami melanda, PLN Transmisi Jawa Barat-Banten tengah mengadakan gathering di Tanjung Lesung, Banten. Adapun jumlah peserta gathering tersebut mencapai 260 orang yang terdiri dari para pegawai PLN dan keluarga.
Akibat bencana tersebut, peserta gathering yang meninggal sebanyak 14 orang. Sementara, sebanyak 89 orang belum ditemukan dan 157 orang korban selamat meski luka-luka.
Saat ini, pihaknya terus mendata dan melakukan pencarian terhadap seluruh korban yang belum ditemukan. Oleh karenanya, dibentuk tim gerak cepat tanggap bencana dan mengirimkan 36 ambulance ke lokasi bencana untuk membantu proses evakuasi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan gelombang pasang di Selat Sunda yang menerjang Pantai Anyer, Banten dan Lampung sebagai tsunami. Ombak besar itu diduga akibat longsor dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
”Setelah kami analisis gelombang itu merupakan tsunami. Polanya sangat mirip dengan tsunami yang terjadi di Palu. Karena itu kami melakukan koordinasi dengan Badan Geologi bahwa diduga, karena saat ini waktu belum cukup untuk mengumpulkan data, ada indikasi yang terjadi karena erupsi Anak Krakatau,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di kantor BMKG, Jakarta, Minggu (23/12/2018).
Editor: Ranto Rajagukguk