Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia Sindir AS: Rudal Burevestnik dan Poseidon Bukan Uji Coba Nuklir, Pemahaman Dangkal!
Advertisement . Scroll to see content

Selain Indonesia, AS Hapus China, India, dan Vietnam dari Daftar Negara Berkembang

Minggu, 23 Februari 2020 - 21:02:00 WIB
Selain Indonesia, AS Hapus China, India, dan Vietnam dari Daftar Negara Berkembang
Presiden AS, Donald Trump. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) resmi menghapus Indonesia dalam daftar status negara berkembang. Indonesia bukan satu-satunya negara yang dikeluarkan dari daftar tersebut.

Dikutip dari Omaha, Minggu (23/2/2020), keputusan tersebut bermuatan isu perdagangan. Perampingan daftar negara tersebut membuat AS lebih mudah untuk menginvestigasi negara-negara yang dikeluarkan tersebut saat terjadi sengketa perdagangan.

Selain itu, negara-negara yang dikeluarkan dari daftar tersebut tak lagi memiliki keistimewaan tarif berupa Generalize System of Preference (GSP). Lewat skema ini, negara-negara yang masuk daftar memperoleh tarif impor yang lebih rendah.

Banyak negara yang dikeluarkan dari daftar negara berkembang yaitu Afrika Selatan, Albania, Argentina, Armenia, Brasil, Bulgaria, China, Georgia, Hong Kong, India, Indonesia, Kazakhstan, Kolombia, Kosta Rika, Malaysia, Moldova, Montenegro, Makedonia Utara, Republik Kyrgiztan, Rumania, Singapura, Thailand, Ukraina, dan Vietnam.

Perampingan daftar tersebut diperlukan karena daftar yang terakhir kali diubah pada 1998 itu sudah kuno. Dengan kata lain, perubahan tersebut menandai pergeseran kebijakan perdagangan luar negeri AS dalam dua dekade terakhir.

Langkah ini sejalan dengan Presiden Donald Trump yang frustasi terhadap perekonomian negara-negara besar seperti China dan India yang menerima keuntungan preferensial perdagangan sebagai negara berkembang saat bersengketa di forum Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Dalam kunjungannya ke Davos bulan lalu, Trump kembali mengkritik WTO yang dinilainya tak adil terhadap Amerika.

"China dipandang sebagai negara berkembang. India dipandang sebagai negara berkembang. Kami tidak dilihat sebagai negara berkembang. Padahal menurut pandangan saya, kami negara berkembang juga," kata Trump.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut