Soal Tarif Impor CPO, Menko Darmin: Defisit Perdagangan India Gede
JAKARTA, iNews.id – Kebijakan India yang menaikkan tarif impor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) asal Indonesia menjadi 44 persen dari 30 persen dinilai praktik dagang yang lazim digunakan banyak negara. Hal itu biasanya dilakukan untuk menekan defisit perdagangan yang terlalu besar dan membantu industri agar bisa lebih kompetitif.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, India merupakan salah satu negara tujuan utama produsen Indonesia untuk mengekspor CPO dan produk turunannya. Namun, jumlah ekspor CPO Indonesia terbilang besar sehingga India mengalami defisit perdagangan yang lebar.
“Karena akibat dari ekspor kelapa sawit kita banyak ke sana, dia defisitnya gede. Jadi mulai cari bagaimana caranya," kata Darmin menyambut Asosiasi Perwakilan Minyak Sawit dari India di kantornya, Jakarta, Senin (16/7/2018).
Darmin menyatakan, hambatan tarif yang disiapkan India memang memukul produsen CPO Tanah Air. Tarif tersebut otomatis akan dibebankan ke konsumen pasar India sehingga CPO Indonesia akan menjadi lebih mahal.
"Tentu ada pengaruhnya. Iya buat kita ada pengaruhnya harga palm minyak goreng dari palm oil kita mulai naik harganya di sana," ujarnya
Pada kesempatan yang sama, Presiden dari Solvent Extractors Association of India (SEA), Atul Chaturvedi menjelaskan, pengenaan bea impor CPO yang tinggi justru membuat pengolahan minyak sawit di India merugi.
"Tetapi dari perspektif industri di India merasa merugikan kepentingan penyulingan India," ucap Atul.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat ekspor CPO dan produk turunannya mulai mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan ekspor tersebut menyusul rencana Uni Eropa yang melarang penggunaan biofuel berbasis CPO pada 2030 nanti.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, total ekspor CPO pada Januari-Mei 2017 sebesar 7,9 miliar dolar AS. Namun, pada periode yang sama di 2018 menurun menjadi 6,65 miliar dolar AS.
Sementara, penurunan tercuram terjadi pada ekspor CPO India pada Januari-Mei 2017 sebesar 2,1 miliar dolar AS menurun jadi 1,2 miliar dolar AS. "Saya harus bilang ekspor CPO dan turunannya mulai terpengaruh," ujarnya.
Editor: Ranto Rajagukguk