Sri Mulyani Berharap Penemuan Vaksin Covid-19 Pulihkan Konsumsi Rumah Tangga
JAKARTA, iNews.id - Pemerintah terus mendorong perbaikan dalam penanganan Covid-19. Termasuk penemuan vaksin yang diharapkan bisa mengakhiri pandemi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penemuan vaksin Covid-19 diharapkan mampu mengembalikan tren konsumsi rumah tangga. Khususnya kelompok menengah atas sebagai pendorong utama.
“Upaya pemerintah untuk perbaikan penanganan Covid-19 dari berbagai indikator dan juga upaya penemuan vaksin dan pemberian vaksin diharapkan mampu mengembalikan tren konsumsi rumah tangga terutama kelompok menengah atas. Perbaikan diharapkan terjadi pada kuartal IV dan seterusnya,” ujarnya, dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/11/2020).
Menurut Sri Mulyani, saat ini konsumsi rumah tangga kelas menengah masih sangat terbatas. Ini lantaran masih belum berakhirnya pandemi virus corona (Covid-19) hingga saat ini.
Sementara, konsumsi kelas menengah atas didominasi barang dan jasa yang sensitif pada mobilitas. Sebab itu, penemuan vaksin diharapkan bisa mendorong mobilitas dari kelas menengah atas lagi.
“Konsumsi dari rumah tangga dari kelas menengah atas masih terbatas. Ini dikarenakan kondisi dari Covid-19 belum berakhir. Karakter dari konsumsi menengah atas didominasi barang dan jasa yang sensitif terhadap mobilitas. Dengan adanya covid mobilitas jadi terbatas sehingga konsumsi kelas menengah atas tertahan,” katanya.

Namun, menurut Sri Mulyani, secara keseluruhan pengeluaran rumah tangga menunjukan tren perbaikan. Sebelumnya konsumsi rumah tanggan kontraksi -5,5 persen di triwulan II-2020 menjadi -4,0 persen di triwulan III-2020
Pada kuartal IV 2020 diharapkan sejumlah indikator ekonomi mulai membaik. Konsumsi rumah tangga sebagai pendorong utama perkeonomian diharapkan tumbuh positif di periode Oktober-Desember ini.
Dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga menunjukan tren perbaikan di triwulan III, yang sebelumnya pada triwulan II mengalami -5,5 persen pada triwulan III telah menunjukkan perbaikan di angka -4,0 persen. Ini dudukung belanja pemerintah dalam perlindungan sosial yang meningkat tajam,” ujuarnya.
Editor: Dani M Dahwilani