Sri Mulyani Sebut April dan Mei 2020 Kondisi Terburuk Ekonomi
JAKARTA, iNews.id - Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19 membuat aktivitas perekonomian nyaris terhenti. Namun,Indonesia dinilai telah melewati masa-masa terburuk.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia tertekan pada dua bulan sebelumnya. Pelonggaran PSBB disebutnya mulai berdampak positif.
"Kondisi April dan Mei yang sangat menekan itu merupakan kondisi terburuk sehingga Juni dan Juli kita sudah bisa melihat adanya sedikit perbaikan dan momentumnya bisa dijaga di kuartal III dan IV,” katanya, Senin (22/6/2020).
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) fokus menjaga momentum pemulihan pada semester II-2020. Diharapkan, Indonesia bisa terhindar dari resesi.
“Ini menjadi fokus pemerintah dalam menggunakan instrumen kebijakannya dan Gubernur BI akan terus mengawal agar momentum pemulihan di kuartal III dan IV bisa terealisasi,” ujarnya.
Sri Mulyani menambahkan, pemerintah juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari -0,4-2,3 persen menjadi -0,4-1 persen. Revisi tersebut seiring dengan proyeksi terbaru lembaga-lembaga keuangan dunia.
Bank Dunia misalnya, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 sebesar 0 persen. Sementara ADB merevisi pertumbuhan ekonomi RI dari 2 persen menjadi negatif 1 persen.
“IMF pada April lalu menyampaikan Indonesia hanya akan tumbuh 0,5 persen dan tahun depan di atas 8 persen. Tapi IMF akan melakukan revisi pada Juli nanti,” katanya.
Editor: Rahmat Fiansyah