Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jepang Keluarkan Peringatan Megaquake Advisory, Amankah untuk Wisata?
Advertisement . Scroll to see content

Susul Jepang, Ekonomi Inggris Jatuh ke Jurang Resesi

Jumat, 16 Februari 2024 - 05:20:00 WIB
Susul Jepang, Ekonomi Inggris Jatuh ke Jurang Resesi
Perekonomian Inggris jatuh ke dalam jurang resesi pada paruh kedua tahun 2023. PDB Inggris terkontraksi 0,3 persen dalam tiga bulan hingga Desember lalu. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Perekonomian Inggris jatuh ke dalam jurang resesi pada paruh kedua tahun 2023. Produk domestik bruto (PDB) Inggris terkontraksi 0,3 persen dalam tiga bulan hingga Desember lalu, setelah menyusut sebesar 0,1 persen antara Juli-September.

Mengutip Reuters, kontraksi ekonomi pada kuartal keempat lebih dalam dari perkiraan seluruh ekonom dalam jajak pendapat yang menunjukkan penurunan sebesar 0,1 persen.

Mata uang Poundsterling melemah terhadap dolar dan euro. Hal ini membuat investor yakin bahwa Bank of England (BoE) akan memangkas suku bunga tahun ini. Selain itu, dunia usaha akan meminta bantuan lebih banyak dari pemerintah dalam rencana anggaran yang akan jatuh tempo pada 6 Maret mendatang.

Hal ini membuat Inggris bergabung dengan Jepang di antara negara-negara G7 yang mengalami resesi, meskipun resesi tersebut kemungkinan hanya berumur pendek dan dangkal jika dilihat dari standar historis. Sementara, Kanada belum melaporkan data PDB untuk kuartal keempat 2023.

Perekonomian Inggris hanya 1 persen lebih tinggi dibandingkan tingkat pada akhir tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19 melanda. Sementara, hanya Jerman di antara negara-negara G7 yang bernasib lebih buruk.

Menurut data resmi, inflasi bertahan pada tingkat yang lebih rendah dari perkiraan sebesar 4,0 persen pada bulan Januari. Namun pertumbuhan upah yang kuat yang dilaporkan pada hari Selasa menggarisbawahi mengapa BoE tetap berhati-hati.

Output ekonomi turun 0,1 persen secara bulanan di bulan Desember, setelah mengalami pertumbuhan 0,2 persen di bulan November. 

Sementara, manufaktur, konstruksi dan perdagangan grosir merupakan kontributor terbesar terhadap penurunan PDB pada kuartal keempat. PDB per orang belum mengalami pertumbuhan sejak awal tahun 2022, yang merupakan pertumbuhan terpanjang tanpa henti sejak pencatatan dimulai pada tahun 1955.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut