Terancam Krisis Pangan, Pertanian Indonesia Butuh Regenerasi
JAKARTA, iNews.id - Indonesia terancam krisis pangan akibat minimnya regenerasi petani. Para petani di Indonesia banyak yang berusia tua dan sulit mendapatkan generasi penerus, khususnya pemuda.
Kondisi ini menjadi salah satu perhatian serius Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Purn) TNI Moeldoko. Menurut dia, hal itu terjadi karena minat generasi muda berkecimpung di dunia pertanian semakin minim.
Sebab itu, dibutuhkan solusi konkret agar generasi muda meminati sektor pertanian. "Ini karena kondisi pertanian kita kurang menjanjikan. Kalau kita coba dari kondisi yang kurang menjanjikan menjadi menjanjikan, maka saya pastikan banyak yang akan bergabung dengan kita (petani)," ujar Moeldoko, Selasa (9/1/2018).
Mantan Panglima TNI ini menjelaskan, generasi muda lebih tertarik bekerja di luar pertanian. Padahal, generasi muda memiliki peranan penting untuk memajukan sektor pertanian Tanah Air.
Dia berharap para sarjana maupun lulusan sekolah kejuruan bisa melakukan pendampingan untuk mengembangkan pertanian. "Pendamping kita beri tanggung jawab untuk mendampingi petani. Kita carikan konsep penggajian untuk mereka," kata pemimpin M Foundation itu.
Bersama HKTI, Moeldoko terus aktif mencari mahasiswa yang mau berkecimpung di dunia pertanian. Pihaknya juga menjalin kerja sama dengan pesantren-pesantren yang ada di Indonesia. "Kami ingin para sarjana dan pesantren turut mengimplementasikan program-program yang dimiliki HKTI. Lulusan dari perguruan tinggi juga bisa mendampingi pesantren memberikan knowledge pertanian,” ujar Moeldoko.
Moeldoko menjelaskan, teman-teman di pesantren ini juga akan diajarkan ilmu pertanian. Setelah keluar, para santri diharapkan akan menjadi center of gravity dari lingkungannya. "Bisa dibayangkan kalau dia memiliki salah satu ilmu pertanian. Di samping pandai ilmu agama, dalam konteks hablumminannas, memiliki ilmu pengetahuan transfer knowledge dari kita tentang pertanian, maka dia akan bisa memberikan pencerahan pada lingkungan," ujar Moeldoko.
Nantinya, para santri tersebut bisa menggarap lahan pertanian di sekitar pesantren. Lahan tersebut bisa milik pemerintah, lembaga, perusahaan atau pribadi yang bisa dijalin kerja sama. Tidak hanya itu, Moledoko juga akan mengktifkan kembali program pesta petani muda (Pestani). Program itu akan melibatkan ribuan petani muda dengan usia maksimal 30 tahun.
Editor: Ranto Rajagukguk