The Fed Tahan Suku Bunga, Kado Natal FOMC Tutup Tahun 2023

NEW YORK, iNews.id - Bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga acuan Fed Rate di level 5,25 persen-5,50 persen. Ini menjadi kado Natal FOMC (Federal Open Market Committee atau Rapat Dewan Kebijakan Federal) menutup tahun 2023.

Kebijakan ini menandai suku bunga The Fed tidak berubah tiga kali berturut-turut. Dalam pernyataannya, The Fed menyebut sejumlah indikator ekonomi telah menunjukkan pertumbuhan yang melambat pada kuartal III 2023.

Baca Juga

RUU Redenominasi Rupiah Masuk Prolegnas, Airlangga: Belum Dibahas 

“Pertumbuhan lapangan kerja mulai melambat sejak awal tahun tetapi masih cukup kuat, dengan tingkat pengangguran yang tetap rendah. Inflasi telah menurun selama setahun terakhir, namun tetap tinggi,” kata Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pernyataan, Kamis (14/12/2023).

Terkait kapan suku bunga akan mulai dipangkas, Powell menyebut bahwa masih terlalu dini untuk menentukan hal tersebut. Dirinya berkomitmen untuk membawa inflasi sesuai target di kisaran 2 persen, di mana inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) November terakhir berada di level 3,1 persen yoy, dengan inflasi inci (core) di level 4,0 perssen tak berubah dari periode sebelumnya.

Baca Juga

Investor Optimistis The Fed Pertahankan Suku Bunga, Wall Street Ditutup Menguat

“Komite akan mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter secara kumulatif, kelambatan kebijakan moneter dalam mempengaruhi aktivitas ekonomi dan inflasi, serta menjaga dampaknya terhadap makro,” ujar Powell.

Dia menyampaikan, The Fed masih perlu melihat lebih banyak bukti bahwa inflasi bakal bergerak turun ke target 2 persen, sekaligus memperjelas kondisi ekonomi masih bergerak positif tahun depan.

Dalam rilis ringkasan proyeksi ekonomi AS (Dot Plot) The Fed memproyeksikan peluang penurunan 75 basis poin pada 2024. Para pembuat kebijakan ini memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh 2,6 persen pada akhir tahun 2023.

Adapun inflasi diperkirakan akan melambat lebih dari perkiraan sebelumnya menjadi 2,8 persen pada akhir tahun 2023, sebelum diproyeksikan turun menjadi 2,4 persen pada tahun 2024.

Editor: Jeanny Aipassa