Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Harmas Respons Gugatan PKPU Bukalapak yang Tuntut Pengembalian Dana Rp6,46 Miliar
Advertisement . Scroll to see content

Usai Kritik Dana Riset, CEO Bukalapak Minta Maaf pada Pendukung Jokowi

Kamis, 14 Februari 2019 - 23:05:00 WIB
Usai Kritik Dana Riset, CEO Bukalapak Minta Maaf pada Pendukung Jokowi
Founder & CEO Bukalapak, Achmad Zaky. (Foto: Sindo)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Founder & CEO Bukalapak, Achmad Zaky meminta maaf kepada pendukung Presiden Joko Widodo usai mengkritik dana riset. Kritikan tersebut disampaikan Zaky melalui akun Twitter-nya @achmadzaky.

Dalam cuitannya, Zaky mengkritik anggaran riset Indonesia yang sangat minim. Dia menyebut, pada 2016, dana riset yang dianggarkan dalam APBN hanya 2 miliar dolar AS. Dia menyebut, omong kosong bicara Revolusi Industri 4.0 jika anggaran riset yang disediakan sangat minim.

Angka itu, menurut Zaky, sangat jauh dibandingkan Amerika Serikat 511 miliar dolar ASdan China yang 451 miliar dolar AS. Bahkan, anggaran tersebut lebih sedikit dibandingkan Malaysia dan Singapura yang masing-masing mengalokasikan dana 10 miliar dolar AS.

Di ujung cuitannya, dia mengatakan, "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin." Kalimat tersebut memantik reaksi dari para pendukung Jokowi meski sudah dihapus. Zaky segera mengklarifikasi cuitannya

"Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya," kata dia.

Dia berharap kata-katanya soal "presiden baru" tidak dipelintir. Pasalnya, kalimat tersebut ditujukan untuk siapapun, termasuk Jokowi.

Cuitannya soal anggaran riset, kata dia, hanya menyampaikan fakta bahwa Indonesia perlu investasi di sektor SDM lebih banyak, sehingga tidak kalah dengan negara-negara lain.

"Saya apresiasi sekali concern masyarakat twitter soal isu R&D ini. Tanda kalau kita engga kalah pinter. R&D adalah single pembeda negara maju dan miskin. Kalau engga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga," ucap dia.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut