Virus Demam Babi, China Blokir Impor Daging Babi dari Jerman
BEIJING, iNews.id - Pemerintah China menghentikan impor daging babi dari Jerman dan akan menghancurkan pasokan daging dan produk olahan terkait yang ada. China mengkhawatirkan akan penyakit demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
Jerman, yang selama ini mengandalkan China sebagai pembeli untuk hampir dua pertiga ekspor daging babi di luar Uni Eropa (UE), telah mengonfirmasi kasus ASF pekan lalu. Hal itu menyebabkan Korea Selatan (Korsel) dan Jepang ikut menangguhkan pembelian dan Taiwan mulai memeriksa bagasi penumpang atas produk terkait dari Jerman.
Administrasi Umum Kepabeanan China pada Jumat melaporkan, larangan tersebut berlaku mulai 11 September 2020, berlaku untuk pembelian langsung dan tidak langsung daging babi, babi hutan dan produk olahan terkait dari Jerman.
"Kami juga akan menghancurkan atau mengembalikan semua pengiriman daging babi dari Jerman yang dimulai setelah 11 September, dan memperkuat pengawasan atas pengiriman yang dimulai sebelum tanggal tersebut," ujar pihak Badan Bea Cukai China, dikutip dari Bloomberg pada Minggu (13/9/2020).
Langkah China memberikan pukulan berat bagi ekonomi terbesar Eropa tersebut, yang tengah berjuang menghadapi resesi akibat pandemi Covid-19. Larangan impor China hanya beberapa hari setelah Negeri Tirai Bambu itu akan melanjutkan impor daging babi dari beberapa pabrik daging Jerman, yang sebelumnya sempat terkena dampak virus corona.
“Sekarang penting untuk kami segera menciptakan peluang penjualan alternatif, sebab China yang selama ini menyerap babi jerman terbanyak di luar Eropa. Larangan impor tersebut tidak banyak mengubah situasi mengingat penghentian ekspor sebelumnya akibat Covid-19,” kata Torsten Staack, yang memimpin kelompok kepentingan peternak babi ISN di Jerman.
Seorang juru bicara Kementerian Pertanian Jerman telah mengonfirmasi larangan impor China tersebut. Pihaknya menyebut hal itu sedang dalam diskusi dengan pemerintah China tentang langkah selanjutnya.
Penjualan Jerman ke negara-negara non-UE telah dihentikan selama beberapa hari sebelumnya, setelah sertifikat veteriner tidak dapat secara akurat menyatakan bahwa negara tersebut bebas dari ASF. Kasus tersebut, yang dikonfirmasi pada Kamis, terdeteksi di mayat babi hutan di Brandenburg dekat perbatasan Polandia.
Editor: Ranto Rajagukguk