Wadirut PLN: 88 Gardu Distribusi Listrik Masih Terendam

JAKARTA, iNews.id - Hujan yang berlangsung secara terus menerus di wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak kemarin berdampak pada munculnya titik-titik banjir di beberapa kawasan. Titik banjir ini pada akhirnya berdampak pada terganggunya distribusi pasokan listrik di Ibu Kota yang berujung pada pemadaman listrik. 

Wakil Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menginfokan hingga saat ini, dari 23.700 gardu distribusi listrik yang ada di kawasan Jabodetabek, 3.311 gardu masih dipadamkan oleh PLN, sedangkan 88 gardu distribusi tercatat masih terendam banjir.

Baca Juga

Proteknik Utama Menang Lelang WK Gagah di Sumsel, Potensi Minyak 173 Juta Barel

"Dari 23.700 gardu distribusi di Jabodetabek 3.311 gardu distribusi masih padam. Sedangkan ada 88 gardu distribusi yang masih terendam," tutur Darmawan di Kantor PLN UID pada Rabu (1/1/2020).

Darmawan menegaskan langkah pemadaman dilakukan sebagai upaya dari pihaknya untuk mengamankan masyarakat dari terkena sengatan listrik yang rentan dihantarkan oleh air banjir.

"Untuk pengaktifan (listrik), ini murni untuk keamanan dan keselamatan warga. PLN terpaksa melakukan pemadaman di beberapa daerah terdampak banjir. Selama masih tergenang, kami akan terus memadamkan wilayah tersebut sampai situasi aman," ujar Darmawan.

Darmawan mengakui, pemadaman listrik ini tak terlepas dari curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan terjadinya banjir di beberapa kawasan sekitar gardu distribusi listrik.

"Kami koordinasi dengan BMKG, sebelumnya mereka mencatat tingkat curah hujan tertinggi itu di tahun 2007, yakni sekitar 340-an ml per 24 jam. Sekarang curah hujannya pecah rekor hingga mencapai 377 ml dalam jangka waktu 24 jam," tutur Darmawan.

Darmawan menambahkan hingga saat ini, pihaknya sudah mulai membuka aliran listrik kepada masyarakat di daerah Bintaro, Ciputat, Ciracas, Kebon Jeruk, Kramat Jati, Pondok Gede, dan Menteng.

Sedangkan, daerah yang masih mengalami pemadaman listrik berada di Bandengan, Bulungan, Cempaka Putih, Cengkareng, dan Lenteng Agung.

Editor: Ranto Rajagukguk