Wamendag Sebut Perjanjian Perdagangan Jadi Kunci untuk Diversifikasi Ekspor
JAKART, iNews.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menilai, perjanjian perdagangan bermanfaat untuk mendorong diversifikasi ekspor. Saat ini, sekitar 59 persen ekspor nasional masuk ke hanya 10 negara saja.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengatakan, perjanjian perdagangan menjadi kunci diversifikasi ekspor karena banyak memberikan insentif terhadap produk ekspor, baik dari sisi tarif maupun nontarif.
"Sebagai contoh, perjanjian Indonesia-Australia CEPA memberikan tarif 0 persen terhadap 6.900 jenis produk Indonesia. Di perjanjian dagang yang lain juga begitu. Jadi ini kesempatan bagi produk-produk alternatif untuk berkembang," katanya, Rabu (24/2/2021).
Menurut Wamendag, perjanjian perdagangan membuka pasar-pasar baru yang berkembang dan potensial bagi Indonesia. Saat ini ada dua wilayah yang ingin dikembangkan, yaitu Afrika dan Amerika Selatan. Selain itu, Eropa Timur, Eropa Tenggara, Asia Selatan dan Timur Tengah juga masuk pantauan.
"Sebagai contoh, yang baru selesai adalah Indonesia-Mozambique PTA. Kita berharap itu menjadi pembuka jalan bagi pasar-pasar baru di Afrika bagian tengah dan selatan. Di Amerika Selatan Indonesia-Chile CEPA terbukti meningkatkan utilitas pemanfaatan surat keterangan asal (SKA) secara signifikan. Dengan demikian, diharapkan Indonesia bisa pula lebih menembus pasar negara-negara sekitarnya," katanya.
Pada Januari 2021, nilai ekspor ke beberapa kawasan potensial kerja sama juga tumbuh tinggi. Afrika Selatan tumbuh 138,15 persen dan Afrika Timur tumbuh 57,7 persenY. Selain itu, ekspor ke beberapa kawasan yang sudah memiliki perjanjian kerja sama perdagangan juga tumbuh cukup baik.
Insentif lain sebagai kontribusi perjanjian perdagangan bagi ekonomi Indonesia adalah meningkatnya investasi di berbagai sektor. Dia menilai, meluasnya pasar dan makin mudahnya produk-produk alternatif untuk dipasarkan meningkatkan minat investor dalam berbagai skala, baik di investasi dalam negeri maupun luar negeri.
"Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi meningkat seiring dengan penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat," katanya.
Untuk itu, Kemendag berniat menyelesaikan target-target perjanjian perdagangan secepat mungkin. Tahun ini ditargetkan 12 perjanjian perjanjian perjanjian perdagangan baru termasuk IEU-CEPA yang saat ini sedang memasuki perundingan putaran ke-10.
Wamendag menyebut kerja sama dan dukungan stake holder sangat dibutuhkan. Dia ingin perjanjian perdagangan bukan hanya memenuhi target dari segi kuantitas tetapi juga kualitas.
“Perjanjian perdagangan harus memenuhi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat secara umum. Karena itu kami berharap semua stakeholder berkontribusi dengan memberikan masukan dan ikut memberikan support atas isu-isu krusial misalnya dalam isu kelapa sawit," katanya.
Editor: Rahmat Fiansyah