Wanita Arab Saudi Kini Bebas Berbisnis Tanpa Izin Laki-laki
RIYADH, iNews.id - Wanita di Arab Saudi sekarang dapat membuka usaha mereka sendiri tanpa persetujuan suami atau saudara laki-laki, karena pemerintahan tengah mendorong sektor swasta tumbuh dengan cepat.
Mengutip AFP, Minggu (18/2/2018), perubahan kebijakan tersebut, yang diumumkan oleh pemerintah Saudi pada hari Kamis, juga menandai sebuah langkah besar dari sistem perwalian ketat yang telah memerintah negara tersebut selama beberapa dekade.
"Wanita sekarang dapat meluncurkan bisnis mereka sendiri dan mendapatkan keuntungan dari (pemerintah) e-services tanpa harus membuktikan persetujuan dari wali," kata kementerian perdagangan dan investasi di situsnya.
Di bawah sistem perwalian Saudi Arabia, wanita diwajibkan untuk menunjukkan bukti izin dari seorang wali laki-laki, biasanya suami, ayah atau saudara laki-laki dalam mengurus dokumen pemerintah, bepergian atau mendaftar di kelas.
Lama bergantung pada produksi minyak mentah untuk pendapatan ekonomi, Arab Saudi memperluas sektor swasta, termasuk perluasan pekerjaan perempuan di bawah rencana reformasi menuju era pasca-minyak.
Sementara wanita masih menghadapi sejumlah pembatasan, kantor jaksa penuntut umum Arab Saudi bulan ini mengatakan akan mulai merekrut penyidik ​​wanita untuk pertama kalinya.
Pemerintah kerajaan juga telah membuka 140 posisi untuk wanita di bandara dan penyeberangan perbatasan. Ini cukup bersejarah seperti yang dikatakan pemerintah karena akan menarik 107.000 pelamar wanita.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman, pewaris tahta Saudi yang berkuasa, telah memimpin untuk memperluas peran wanita dalam angkatan kerja dalam beberapa bulan terakhir. Ayahnya, Raja Salman, pada bulan September menyetujui berakhirnya larangan mengemudi selama berpuluh-puluh tahun, yang mulai berlaku pada bulan Juni.
Pangeran berusia 32 tahun tersebut menjanjikan Arab Saudi yang moderat dan terbuka pada bulan Oktober, berbenturan dengan kaum konservatif demi citra yang dibangun untuk investor asing dan para pemuda Saudi.
Pangeran Mohammed secara luas dipandang sebagai arsitek utama di balik program reformasi 'Vision 2030' Arab Saudi, yang berusaha meningkatkan persentase wanita di angkatan kerja dari 22 persen menjadi hampir sepertiga.
Editor: Ranto Rajagukguk