Eks Marinir Satria Arta Kumbara Gabung Tentara Rusia karena Utang Terjerat Utang Judi Online
JAKARTA, iNews.id – Satria Arta Kumbara, mantan prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) Korps Marinir TNI AL, kini menjadi sorotan setelah diketahui bergabung dengan militer Rusia. Satria diduga memilih jalan ekstrem ini akibat terlilit utang hingga ratusan juta rupiah dan terjerat judi online setelah terdesak secara finansial.
Komandan Korps Marinir TNI, Mayor Jenderal TNI Endi Supardi, menyebut keputusan Satria untuk menjadi tentara bayaran Rusia dipicu oleh gaya hidup hedonis yang tak bisa ia tanggung.
"Pinjam di bank BRI dan BNI, angkanya kurang lebih Rp750 juta. Mungkin untuk menutup itu dia judi online, tapi justru makin terjerumus," kata Endi dalam pernyataannya.
Satria diketahui sudah tidak aktif bertugas sejak 2022 dan resmi diberhentikan dari TNI pada 2023 karena desersi. Sejak itu, ia bergabung dengan pasukan militer Rusia. Bahkan, dalam beberapa wawancara, ia mengklaim sebagai "tentara organik Rusia", bukan tentara bayaran. Namun keterlibatannya membuat status WNI-nya dicabut oleh pemerintah Indonesia.
Kini, Satria menyampaikan permohonan maaf dan mengajukan permintaan untuk kembali menjadi Warga Negara Indonesia. Meski begitu, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Muhammad Ali, menegaskan kasus ini sudah di luar kewenangan militer karena Satria kini berstatus warga sipil.
"Itu ranahnya Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Luar Negeri," ujarnya.
Komisi I DPR RI juga menanggapi kasus ini dengan tegas. Mereka meminta pemerintah menyelidiki lebih lanjut status kewarganegaraan mantan prajurit TNI yang bergabung dengan militer asing. DPR menegaskan, seseorang yang bertempur untuk negara lain berpotensi kehilangan kewarganegaraan Indonesia secara otomatis.
Hingga kini, proses pengembalian status WNI Satria Arta Kumbara masih menjadi perdebatan. Sementara itu, publik menyoroti bagaimana tekanan ekonomi, gaya hidup konsumtif, dan jebakan digital seperti pinjaman online serta judi bisa menjerumuskan bahkan prajurit elite sekalipun.
Editor: Abdul Haris