Kapolri Bentuk Tim Khusus Usut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatera
JAKARTA, iNews.id – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bergerak cepat dengan membentuk tim khusus bersama Kementerian Kehutanan untuk menyelidiki gelondongan kayu yang terseret banjir di Sumatera.
Fenomena munculnya potongan kayu besar dalam jumlah banyak saat banjir bandang menjadi sorotan nasional. Kapolri menegaskan proses hukum akan ditempuh jika ditemukan pelanggaran terkait keberadaan kayu-kayu tersebut di lokasi terdampak.
Dia menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi secara lisan dengan Menteri Kehutanan dan akan menggelar rapat gabungan untuk memperdalam penyelidikan.
“Kami secara lisan sudah berkoordinasi dengan Menteri Kehutanan dan besok kami akan melaksanakan rapat bersama untuk menurunkan tim gabungan untuk melakukan proses penyelidikan pendalaman terkait dengan peristiwa yang terjadi. Tentunya apabila ada pelanggaran hukum kita akan proses,” ujarnya.
Kapolri juga memastikan polisi telah membebaskan seluruh pelaku penjarahan minimarket saat banjir terjadi, mengingat banyak masyarakat yang terdampak berada dalam kondisi darurat.
Sementara itu, mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyoroti penyebab utama bencana di Sumatera. Menurut dia, kerusakan hutan dan dampak banjir bukan sekadar fenomena alam, tetapi dipicu oleh ulah manusia dan kebijakan negara yang kurang cermat.
“Ini adalah satu bencana yang memang yang terbesar sejauh menyangkut kerusakan hutan. Saya harus katakan ini kerusakan hutan karena ulah manusia dan bisa jadi juga kebijakan negara yang kurang cermat sehingga menimbulkan bencana yang seperti ini,” tegas Mahfud.
Dia menolak anggapan bahwa kayu-kayu tersebut hanya berasal dari pohon lapuk. “Ternyata kemudian yang muncul gelondongan-gelondongan yang jelas ulah tangan manusia yang dipotong rapih, disensor rapih. Itu kan berarti sudah kerja tangan manusia di mana pemerintah lalai,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar telah meminta seluruh kementerian melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan dan tata kelola kawasan hutan. Ajakan evaluasi ini dinilai penting untuk mencegah bencana serupa terulang.
Editor: Abdul Haris